Jumat, 15 April 2011

Pengalaman Hadi Gagah Perkasa Bagian 3


Prequel 2: Cerita Gagah

Galih, Raga, dan Wisnu

Sejak menyaksikan pergumulan yang sangat dahsyat dan menggairahkan antara Galih dan Teddy, setiap hari Gagah selalu terbayang pergumulan itu. Setiap mengingat hal itu, Gagah selalu melakukan onani. Bahkan beberapa kali Gagah mencoba memasukan jarinya ke lubang anusnya. Namun saat dirasakan sakit, Gagah berhenti untuk memasukkan jarinya ke lubang anusnya, hingga akhirnya Gagah hanya mengocok kontolnya sampai mengalami ejakulasi.

Siang itu, Gagah baru saja menyelesaikan makan siangnya di ruang makan. Pada saat itu, Gagah melihat ke arah kamar Galih. Nampak Galih masuk melalui pintu samping langsung ke kamarnya, bersama dengan dua orang pria. Dari potongan tubuh dan rambutnya, Gagah dapat menebak, kedua orang itu pastilah dari suatu angkatan. Penasaran dengan hal itu, Gagah bangkit dan mendekati kamar Galih. Gagah pun mulai mengambil tempat seperti kemaren, sehingga pemandangan di dalam kamar Galih terlihat sangat jelas dari luar.

Di dalam kamar, Gagah melihat, Galih masuk ke kamar mandi, sedangkan 2 pria lainnya melepaskan jaket yang mereka kenakan. Kini nampak mereka mengenakan seragam kedinasan mereka yaitu sebagai polisi. Yang satu bernama Raga. Raga memiliki tubuh yang besar dan berotot. Wajahnya cukup tampan. Sedangkan yang satu lagi bernama Wisnu. Tubuh Wisnu sedikit lebih kecil dari tubuh Raga, namun tubuh Wisnu terlihat sangat atletis. Wisnu juga memiliki wajah yang tampan bagai seorang model.

Tak berapa lama kemudian, Galih keluar dari kamar mandi. Dia pun langsung menghampiri kedua pria tersebut. Tak sengaja Gagah melihat kebagian selangkangan Raga dan Wisnu, nampak celana di bagian selangkangan mereka sudah agak menonjol, nampaknya kontol mereka sudah tegang. Galih yang sudah berdiri dekat Raga dan Wisnu, setelah berbincang sesaat, tangan kiri Galih memegang dan meremas selangkangan Raga, sedangkan tangan kanannya meremas-remas selangkangan Wisnu. Sambil mengerang, Raga dan Wisnu mulai mendekati Galih, dan mereka pun mulai meraba-raba tubuh Galih. Sesekali Galih meremas selangkangan kedua pria itu dengan keras, sehingga mereka meringis dan merintih tertahan.

Galih melepaskan remasannya pada selangkangan Raga dan Wisnu. Lalu Galih duduk di kursi sofa yang ada dikamarnya. Sambil menyalakan rokok, Galih menyuruh kedua polisi itu untuk berciuman dan saling menanggalkan  seluruh pakaiannya. Raga dan Wisnu pun mulai berdekapan. Bibir mereka saling bertemu dan berciuman dengan hangatnya. Wisnu mulai membuka kancing seragam Raga, sedangkan Raga tak mau kalah, tangannya membuka lepas ikat pinggang Wisnu. Mereka sangat bernafsu saling melepaskan pakaiannya. Satu persatu seluruh pakaian Wisnu terlepas, sehingga kini Wisnu sudah bertelanjang bulat. Dada Wisnu cukup bidang, dan kontolnya yang lumayan besar. Sekitar 16an cm. Lalu Wisnu pun menelanjangi Raga. Kini tubuh Raga yang kekar dan berotot itu sudah tidak tertutup apapun lagi. Kontolnya pun sudah menegang menantang dengan ukuran yang sangat dahsyat sekitar 20 cm dengan diameter 5 cm.

Raga dan Wisnu kemudian menghampiri Galih yang sedang duduk di sofa. Wisnu berdiri di belakang Galih, lalu mulai menciumi wajah Galih, dan tangan Wisnu meraba-raba dada Galih. Selanjutnya Wisnu melepaskan baju yang dikenakan Galih. Sementara itu, Raga berlutut didepan Galih. Kemudian Raga mengarahkan wajahnya ke daerah selangkangan Galih yang masih tertutup celana panjang. Raga menciumi daerah selangkangan Gaalih dengan bernafsu. Lalu Raga mulai melepaskan celana Galih, termasuk celana dalamnya sehingga kini Galih pun sudah bertelanjang bulat. Kontolnya mencuat menantang di depan Raga. Sementara Wisnu terus sibuk menciumi leher dan wajah Galih, sambil meremas-remas dada Galih. Sementara Galih tetap duduk tenang sambil menghisap rokoknya.

Setelah Raga melepas celana Galih, Raga mulai menciumi bagian bawah tubuh Galih. Raga menjilati kaki Galih dari pangkal paha, sampai ke betis. Sambil sesekali Raga menciumi kaki Galih. Kedua kaki Galih mendapatkan perlakuan yang sama dari Raga. Lalu Raga mengambil posisi menungging di lantai. Tangannya memegang dan mengangkat kaki kanan Galih, dan selanjutnya Raga mulai menjilati telapak kaki Galih. Tidak hanya berhenti disitu saja, Raga pun mulai menghisap satu persatu jari kaki Galih. Sementara Wisnu, kini sudah berlutut di samping Galih. Tangan Wisnu sudah memegang kontol Galih, dan Wisnu mulai menjilati kepala kontol Galih. Lalu Wisnu mulai mencoba memasukan kontol Galih ke dalam mulut Wisnu. Wisnu membuka mulutnya lebar-lebar dan mulai mengulumnya. Galih mulai menjambak rambut Wisnu dan menggerakkan kepala Wisnu, sehingga memaksa Wisnu memasukkan kontol Galih  ke dalam mulut Wisnu. Nampak Wisnu tersedak saat kontol Galih masuk ke dalam mulut Wisnu.

Galih bangkit dari duduknya. Wisnu terus mengemut kontol Galih dengan penuh nafsu. Sementara Raga kini berlutut dibelakang Galih. Raga membenamkan wajahnya dibelahan pantat Galih. Sambil itu Raga mulai menjilati lubang anus Galih. Kedua tangan Raga memegang dan membuka belahan pantat Galih, sedangkan lidah Raga mulai menjilati lubang anus Galih. Tangan kanan Galih mulai memegang kepala Raga dan membenamkan kepala Raga dalam belahan pantat Galih.

Di luar, Gagah benar-benar terangsang dengan pemandangan yang ada di kamar Galih. Gagah melepaskan kancing celananya dan menurunkan celana berserta celana dalamnya hingga sebatas lutut. Kini nampak kontol Gagah yang berukuran 19 cm dengan urat-uratnya yang besar. Gagah mengelus-elus kontolnya sehingga makin menegang. Sementara tangan kirinya meremas-remas dadanya yang membusung. Sambil Gagah tetap mengarahkan pandangannya ke dalam kamar Galih.

Apa yang Gagah saksikan selanjutnya sungguh diluar dugaannya. Namun justru hal tersebut malah semakin membuatnya terangsang dengan hebatnya. Di dalam kamar, Raga yang memiliki tubuh berotot bak binaraga dan kontolnya yang besar menantang, berdiri tegap ditengah kamar. Kedua tangan Raga diletakkan dibelakang kepalanya. Sementara Wisnu menjilati dan mengisap kontol Raga yang besar itu. Nampak Galih mengambil ikat pinggang dari celana Raga, dan kemudian berdiri menghampiri Raga. Galih mengelus-elus bagian punggung Raga untuk beberapa saat, dan kemudian... ctar....... Galih memukulkan ikat pinggang yang cukup besar itu ke pundak Raga dengan kerasnya. Di luar kamar Gagah sempat terkejut dengan apa yang dilakukan Galih. Namun ternyata itu baru permulaan. Galih pun terus menganyunkan ikat pinggang itu ke tubuh Raga sampai beberapa kali. Setiap ikat pinggang itu dipukulkan, Raga mengeluarkan suara erang tertahan. Namun Raga tidak mengubah posisinya sama sekali, dan terus menerima hantaman demi hantaman ikat pinggang pada tubuhnya. Demikian pula dengan Wisnu, dia tampat tidak terusik dengan apa yang terjadi. Dia terus mengisap kontol Raga.

Entah apa yang merasuki Gagah yang berada di luar kamar. Melihat apa yang dilakukan Galih terhadap Raga, justru makin membuatnya terangsang. Kontolnya makin keras dan menegang. Suatu sensasi yang luar biasa yang menghinggapi tubuh dan keinginan Gagah. Sementara di dalam kamar, Galih terus mencambuki tubuh Raga dengan ikat pinggang, hingga nampak bagian belakang tubuh Raga sudah memerah akibat hantaman ikat pinggang. Raga yang berbadan besar dan berotot membiarkan saja dirinya dicambuki oleh Galih yang berperawakan feminim.

Setelah puas mencambuki punggung Raga, Galih lantas menyuruh Raga untuk naik ke tempat tidur. Lalu Galih mengambil 2 buah borgol dan memasangkannya pada pinggir tempat tidur. Lalu kedua borgol itu dipasangkan masing-masing pada tangan Raga. Sehingga kini Raga berada di tempat tidur dengan posisi menungging dan kedua tangan terbogol. Sedangkan Wisnu kini membaringkan tubuhnya di tempat tidur tepat di bawah tubuh Raga. Kembali Wisnu mengoral kontol Raga yang besar itu. Laalu Galih juga naik ke tempat tidur. Dia berdiri tegak di belakang Raga. Dan kemudian kembali ...ctar .... ctar ... ctar .... Galih menganyunkan ikat pinggang ke tubuh Raga beberapa kali. Setiap kali menerima cambukan itu, tubuh Raga yang kekar berotot itu terlonjak, dan menahan suara erangan.

Setelah puas mencambuki tubuh Raga, Galih mulai berlutut dengan kaki kirinya sedangkan kaki kanannya dalam posisi menekuk. Tangan kiri Galih mencengkram pinggang Raga, sedangkan tangan kanan Galih memegang kontolnya sendiri yang sudah sangat tegang. Kemudian Galih mulai memasukan batang kontolnya itu ke dalam lubang anus Raga.

”arggghhh..... ougghhhhh .... arggghhhh..... am....punnnnnn.... orgghhhh.... orgghhh sakit..... sakit........ ” teriak Raga saat Galih mulai memasukan batang kontolnya ke dalam anus Raga. 

Namun Galih tidak mau mempedulikannya. Galih terus mendorong masuk kontolnya ke dalam lubang anus Raga yang nampaknya masih perawan itu. 

”Arghhhh .... arghhhhh.... arghhhhhh.......” suara teriakan tertahan Raga terus keluar menahan rasa sakit. 

Galih terus memasukkan kontolnya hingga semua batang kontol Galih masuk ke lubang anus Raga. Raga tidak dapat berbuat apa-apa dalam keadaan tangan terborgol, selain pasrah dan menahan rasa sakit yang terperi.

Dari luar, Gagah menyaksikan, bagaimana Galih memaksakan masuk kontol Galih yang berukuran jumbo itu ke lubang anus Raga, hingga membuat Raga menjerit kesakitan. Setelah kontol Galih masuk semuanya ke lubang anus Raga, Galih mulai menggoyang pinggulnya.

”argghhhh shitt... oghhhh ya....., enak... lobang lo masih sempit masih perawan....yeah... yeah....” racau Galih sambil menggoyang pinggulnya, sehingga kontolnya menyodok-nyodok di dalam lubang anus Raga. Sementara Raga mengimbangi gerakan Galih sambil tetap menahan sakit yang juga bercampur kenikmatan. Sambil terus menyodomi Raga, Galih sambil sesekali memukuli pantat Raga dengan tangan kanannya. Galih terus menyodok-nyodok lubang anus Raga dengaan kontolnya.

”ughhhh yeah..... ughhhh.... terus goyang...... lo emang kuda..... gue suka nunggangin kuda kayak lo, heyaaa... heyaa......” Racau Galih lagi sambil terus menggoyang pinggulnya menyodomi Raga, sembari tangan kanan Galih terus memukuli pantat Raga, hingga pantat Raga memerah.

Sementara itu Wisnu terus menghisap kontol Raga. Sambil itu pula Wisnu mengocok-kocok kontolnya sendiri yang memang sudah menegang. Sedangkan Gagah yang berada di luar kamar, tanpa sadar sudah menelanjangi dirinya sendiri. Celana dan celana dalam Gagah sudah melorot hingga ke mata kaki. Sedangkan kaus yang dikenakannya pun sudah lepas dari tubuh berototnya. Gagah mengocok kontolnya sendiri dengan tangan kanannya sementara tangan kirinya meremas-remas dadanya yang membusung sambil sesekali memainkan putingnya sendiri.

Sementara di dalam kamar Galih, suara erangan, rintihan, dan racauan bercampur baur dengan suara lenguhan dan deru nafas yang memburu. Galih terus menggempur lubang anus Raga dengan kontolnya, dengan gerakan yang semakin cepat, dan tangannya tak henti-henti memukuli pantat Raga, sehingga memang nampak seakan-akan Galih sedang menunggangi seekor kuda. Galih terus memacu menggoyang pinggulnya. Sementara Raga, sambil tetap mengerang dan merintih, pinggulnya mengimbangi gerangan dari pinggul Galih. ”ohhh yeah...orgghhh sakit.... orghhh.... oghh yeahhhhh....” rasa nikmat diselingi rasa sakit yang dirasakan oleh Raga. Hal ini juga mengakibatkan sodokan kontol Raga pada mulut Wisnu juga semakin cepat. Hantaman demi hantaman diterima mulut Wisnu dari sodokan kontol Raga yang cukup besar.

Setelah beberapa lama, Galih lalu melepaskan kontolnya dari lubang anus Raga. Lalu Galih mengambil ikat pinggang yang berada di sofa dan kemudian Galih kembali ke arena permainan di ranjang. Galih berdiri dengan lututnya di antara kaki Wisnu. Wisnu yang mengerti maksud Galih segera merenggangkan dan mengangkan kakinya sehingga nampak lubang anusnya. Galih lalu mengangkat kaki Wisnu dan menopaknya pada pundak Galih. Kini giliran lubang anus Wisnu yang menjadi sasaran kontol Galih. Galih memasukan perlahan-lahan kontolnya ke lubang anus Wisnu. Lubang anus Wisnu masih terasa serat. Wisnu menghentikan sementara kegiatannya menghisap kontol Raga. Wisnu merintih kesakitan saat Galih menembus pertahanan lubang pantatnya. Sambil merintih tertahan, tangan kanan Wisnu meremas kuat kontol Raga, sementara tangan kiri Wisnu meremas kuat seprai tempat tidur. Akhirnya... bless  ... kontol Galih masuk semuanya ke lubang anus Wisnu, diiringi dengan teriakan teratahan dari Wisnu dengan mata terbelalak.

Kembali Galih menggerakkan pinggulnya, sehingga kontol Galih menyodok-nyodok lubang anus Wisnu. ”ughhh ....aghhh.... yeahh..... yeah.... aghhh.......” lenguh Galih. Sedangkan Wisnu sambil merintih tertahan, Wisnu mengulum kontol Raga, yang masih dalam keadaan terborgol. Galih mengambil ikat pinggangnya, selanjutnya sambil tetap menyodomi wisnu, Galih mencambuki punggung Raga dengan ikat pinggang. Hantaman cambukan demi hantaman di terima oleh Raga. Sambil itu pula Raga tetap menggoyangkan pinggulnya, menyodokkan kontolnya ke mulut Wisnu. Galih terus menyodomi Wisnu sambil mencambuki punggung Raga dengan ikat pinggang. Selanjutnya Galih menghentikan kegiatannya. Galih menyuruh Wisnu bangkit dan melakukan sodomi kepada Raga.

Wisnu bangkit, lalu berdiri dengan lututnya di belakang Raga. Selanjutnya Wisnu mulai memasukan kontolnya ke dalam lubang anus Raga, kembali Raga mengerang tertahan, saat kontol Wisnu memasuki lubang anus Raga. Setelah semua batang kontol Wisnu masuk, Galih menyuruh Wisnu mengambil posisi menungging mendekap Raga. Selanjutnya Galih memasukan kontolnya ke lubang anus Wisnu. Sehingga kini mereka saling menyodomi. Mereka terus melakukannya untuk beberapa saat. Pinggul Galih bergoyang kencang, memompa kontolnya di dalam lubang anus Wisnu. Sedangkan Wisnu menggoayang pinggulnya mengimbangi sodokan kontol Galih pada lubang anus Wisnu, sehingga mengakibatkan sodokan-sodokan pada lubang anus Raga. Untuk beberapa lama mereka melakukannya, sampai akhirnya, Wisnu menekan kuat pinggulnya, sambil mengeluarkan suara tertahan. Nampaknya Wisnu sudah mencapai klimaks dan kontolnya sudah mengeluarkan air mani yang langsung menyembur membasahi lubang anus Raga. Pada saat itu Galih merasakan kenikmatan yang luar biasa. Karena pada saat mengalami ejakulasi, lubang anus Wisnu menjepit kuat kontol Galih yang berada di dalamnya sehingga menimbulkan sensasi yang sangat nikmat.

Setelah mengalami ejakulasi, Wisnu lantas melepaskan kontolnya dari lubang anus Raga. Kontol Wisnu masih setengah menegang, dan berwarna mengkilat karena sperma masih menempel disitu. Wisnu pun berpindah kini berdiri tepat di muka Raga. Lalu Wisnu menyodorkan kontolnya yang masih berlumuran sperma itu ke mulut Raga. Raga pun mulai menjilati kontol Wisnu, dan juga mengulumnya. Sementara itu di luar kamar, Gagah mengalami ejakulasi yang dahsyat. Air mani nya keluar dengan sangat banyaknya. Dengan lenguhan tertahan, Gagah mengocok cepat kontolnya, mengeluarkan air mani, sambil tangannya meremas kuat dadanya yang membusung.

Kembali di dalam kamar. Raga terus menjilati dan mengulum kontol Wisnu. Lalu Galih melepaskan satu borgol pada Raga, dan menyuruh Raga untuk terlentang. Lalu dalam posisi telentang, Raga melebarkan kedua kakinya sehingga dalam posisi mengangkang. Galih kembali memasukkan kontolnya ke lubang anus Raga, dan mulai kembali memompanya. Raga yang kini salah satu tangannya terbebas, mengocok kontolnya, sambil tetap mulut Raga mengisap kontol Wisnu. Setelah sekitar sepuluh menit, kocokan Raga pada batang kontolnya makin cepat dan semakin bertambah cepat, hingga akhirnya Raga menggenggam keras kontolnya. Pada ssat itu, dari kontol Raga berhamburan air mani kental yang banyak, yang tumpah ke perut dan dada Raga. Sementara pada saat yang bersamaan, Wisnu juga kembali mengalami ejakulasi yang kedua kalinya. Semua sperma Wisnu ditumpahkan langsung ke dalam mulut Raga, sehingga mau tak mau Raga langsung menelannya.

Galih makin mempercepat sodokan kontolnya pada lubang anus Raga. Dia tidak mau membuat Raga beristirahat. Makin lama sodokan Galih makin cepat. Tiba-tiba Galih melepaskan kontolnya dari lubang anus Raga. Selanjutnya Galih menempatkan kontolnya tepat di mulut Raga. Dengan posisi seperti orang sedang melakukan push up, Gali mulai mengentoti mulut Raga. Raga tidak bisa berbuat apa-apa selain hanya pasrah, ketika kontol Galih yang baru saja digunakan untuk mengobok-obong lubang pembuangan Raga, kini kontol itu sudah mengentoti mulutnya. Raga berusaha membuka mulutnya selebar-lebarnya, untuk menerima hentakan dan sodokan kontol Galih dimulutnya. Sampai akhirnya Galih menekan kuat kontolnya pada mulut Raga. Nampaknya Galih sudah mengalami ejakulasi dan mengeluarkan sperma yang cukup banyak. Terlihat dari ekspresi wajah Raga, yang menatap Galih dengan mata terbelalak, dan tubuh yang kelojotan. Bahkan dari sela-sela bibirnya, nampak keluar cairan lendir putih, nampaknya sperma yang tidak bisa ditampung oleh Raga. Galih terus menekan kontolnya pada mulut Raga, dan memaksa Raga menelan semuanya. Nampak jakun Raga bergerak-gerak menandakan dia menelan sperma Galih.

Setelah usai lalu Galih bangkit, dan membaringkan tubuhnya. Ia memerintahkan Wisnu untuk melepaskan borgol pada Raga. Setelah terlepas Galih menyuruh Raga untuk berlutut, demikian pula dengan Wisnu. Galih lalu menghampiri mereka berdua sambil memegang kontolnya sendiri. Lalu Galih menyuruh Raga untuk membuka mulutnya lebar-lebar. Gagah menyaksikan semua itu, sambil bertanya-tanya apa lagi yang akan dilakukan Galih. Ternyata yang dilakukan Galih sungguh diluar perkiraan Gagah. Sambil memegang kontolnya, Galih lalu mengencingi mulut Raga,sehingga air kencing yang keluar dari kontol Galih langsung tertelan oleh Raga. Namun tiba-tiab Gagah mendengar suara pintu yang terbuka. Dalam keadaan panik Gagah pun langsung membetulkan pakaiannya, dan segera menuju kamarnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar