Selasa, 03 Desember 2013

ARDO COWOK STRAIGHT - Cerita Bobby

Sumber : http://ceritapanaslelaki.blogspot.com

PROLOG

BOBBY tinggal di sebuah kost di daerah Mampang. Bobby tergolong pemuda yang suka dandan. Dia selalu tampil rapi dan wangi. Di kamar kostnya ada meja rias dengan berbagai pernak pernik perawatan tubuh dan wajah. Mulai dari pembersih muka, pelembab, lipbalm sampai beberapa jenis bedak. BOBBY juga punya krim wajah, body lotion dan beberapa parfum.

Sejak kecil BOBBY senang bercermin dan bersolek. Dia lahir sebagai anak bungsu dari empat bersaudara. Ketiga kakaknya adalah perempuan dan selisih usia mereka masing-masing dua tahun. Dalam bermain, Bobby kecil lebih sering bergabung dengan anak-anak perempuan dengan boneka atau bola bekel. Permainan anak laki-laki seperti layangan dan sepak bola tidak disukainya.  Tak heran, Bobby yang kini berusia 22 tahun dan bekerja sebagai penjaga counter di sebuah toko pakaian, tampil gemulai dan agak feminin.

Bobby berkulit mulus. Wajahnya pun cute, cakep. Banyak wanita yang sempat menyukainya, namun kemudian mereka maklum setelah terlibat pembicaraan dengannya yang menyadarkan mereka bahwa Bobby adalah.pecinta sesama jenis.

Hidungnya mancung dan bibirnya merah dengan alis tebal. Kulitnya yang putih membuatnya dia lebih menonjol. Tubuhnya langsing.dan ramping. Meski tetap ingin jadi lelaki, tapi penampilan dan sikapnya yang agak feminin, membuat orang langsung mencap Bobby ke-wanita2-an. Banyak yang berpendapat Bobby seperti perancang mode yang gemulai seperti penari itu.

Di tempat kost Bobbya ada 
seorang penghuni baru, seorang laki-laki bernama ARDO yang berumur 27 tahun. ARDO baru pindah ke tempat kost itu 2 bulan yang lalu dan dia bekerja sebagai instruktur Fitness di Warung Buncit.

Sebelum pindah kost di Mampang, tadinya Ardo, indekost di daerah TEBET, tinggal sekamar dengan BAMBANG, teman kerjanya, seorang instruktur yang sama2 kerja di tempat Fitness Centre.  Bambang dan Ardo sepertinya cocok jadi teman sekamar karena mereka kerja bersama, juga sama2 doyan dugem dan menenggak minuman beralkohol sampai mabuk.

ARDO mempunyai semua kualitas laki-laki yang ideal: badan atletis, kekar, berkulit gelap kecoklatan, tegas dan tampangnya juga lumayan ganteng. Penampilannya macho dan ‘cowok banget’.

Kalau sedang di tempat kostnya, Ardo suka bertelanjang-dada, mengenakan celana blue-jeans dengan bagian bawah celananya yg digulung, amat sexy!. Bulu kakinya lebat,  tampak jelas. Otot-dadanya menonjol ke depan berhiaskan sepasang puting tetek yang keras dan melenting. Amat menggoda iman lelaki yang suka pada sesama sejenis.

Perutnya rata dan yang membentuk otot otot six-packs. Bulu perutnya yang tumbuh menghitam di bawah pusarnya, membuat orang menduga bahwa bulu-perutnya itu "menjalar" ke bawah dan "bergabung" dengan hamparan jembutnya.

Lengan Ardo besar dan kekar dan apabila dia mengangkat tangannya ke atas maka tampaklah bulu ketek yang lebat dan terkesan sexy dan jantan!.

Pada umur 27 tahun, Ardo belum terfikir menikah karena masih harus membantu ekonomi orang tua dan uang sekolah adik2nya di kampung. Para gadis2 yang menyukainya, hanya dianggap sebagai pacar biasa, sehingga Ardo sering dianggap sebagai pemuda playboy yang suka mempermainkan wanita.

Yang hebat!, dibalik tubuhnya yang kekar, Ardo juga ternyata memiliki kelebihan istimewa yang jarang dimiliki oleh rata-rata LELAKI lainnya karena dia beruntung punya seperangkat alat kelamin FANTASIS berukuran super XL (extra large), amat BESAAAR dan PANJAAANG. Karena itulah teman2nya sering menjuluki dia: ARDO BOTOL” (atau Ardo dengan KONTOL segede BOTOL) 

Sejak awal Bobby s naksir pada Ardo dan sering mendambakan kejantanan Ardo yang maskulin dan cowok banget, tapi Bobby sengaja tidak pernah menunjukan rasa sukanya secara terang2an karena Bobby sadar Ardo adalah cowok STRAIGHT. 

Ardo sebenarnya BENCI dan tidak menyukai lelaki Gay, juga para cowok yang gemulai dan lemah lembut, apalagi lelaki yang berpenampilan sebagai perempuan atau waria.

Ardo tau persis Bobby adalah seorang Gay, tapi mungkin tubuh ramping dan sikap yang feminin membuat Bobby terlihat LEMAH secara fisik sehingga Ardo merasa DIATAS ANGIN dan berani berhadapan dengan Bobby.

Mungkin karena Bobby luwes dan pandai bergaul, lama2 sikap Ardo mencair dan dia mulai mau berteman dengan Bobby. Bahkan lama2 pertemanan mereka jadi semakin akrab, dan diam2 Ardo sering main ke kamar Bobby untuk sekedar nonton video atau bermain game.

Tapi hal itu Ardo lakukan secara sembunyi2 karena Ardo paranoid dan takut kalau teman2 kost mengetahui dia berteman dengan Bobby yang Gay.

CERITA BOBBY

Aku mulai mengenal hubungan seksual sejenis sejak kelas 3 di SMP dan sejak itu aku sering bercinta dengan sesama lelaki.

Aku memang sudah menerima kodratku sebagai Gay dan tidak menyembunyikan fakta itu dari teman temanku. Hanya orang tuaku di kampong yang tidak tahu kecenderungan seksualku, atau mungkin mereka tidak mengerti, atau mereka mungkin sudah berpasrah bahwa anak lelakinya adalah seorang Gay.

Dengan kelebihan penampilan wajahku yang kata orang cakep dan cute, aku disukai oleh para lelaki Gay. Tapi karena badanku ramping seperti cewek dan perilaku aku dianggap orang seperti cowok kemayu, pada saat bercinta, akhirnya aku lebih sering harus mengalah untuk berperan sebagai pihak BOTTOM.

Lama2 aku terbiasa disodomi pada lubang anal oleh sesama lelaki, dan akhirnya aku menikmati jadi pihak lemah yang dikuasai laki laki Top dan semakin doyan kontol cowok.

Minggu siang itu kulihat dari jendela kamar kost, Ardo sedang mencuci motor. Dia bertelanjang dada hanya memakai celana jeans. Lengannya yang besar dan kekar itu jadi tampak nyata. Kulitnya coklat menonjolkan penampilannya sebagai cowok jantan yang macho.

Suatu kali Ardo mengangkat tangannya ke atas untuk mengambil sesuatu, tampaklah sebaris bulu-ketek yang tumbuh memanjang di tengah ketiaknya!. Indah dan sexy!. Aku amat suka melihat Ardo.Terkesan jantan!  Apalagi wajah Ardo terlihat Ganteng, tubuhnya atletis dan lengan-atasnya kekar. Ahh, terbayang kalau ketek Ardo kujilati dengan lidahku, pasti  terasa asin. 

Aku terus asyik memperhatikan Ardo yang telah selesai mencuci motor dan .....agh!, Ardo yang bertelanjang dada. Otot dadanya menojnol ke depan, puting susunya ketat, tegang, dan melenting.Amat menggoda imanku!.

Perutnya rata berhiaskan tonjolan otot yang membentuk six-packs dan di bawah pusarnya tampak tumbuh bulu-perut-nya yang sexy dan membikin aku bergidik karena terangsang!.

Yang paling merangsang adalah tonjolan yang mengeglembung dibalik celana Ardo. Aku denger konon Ardo punya alat kelamin yang ukurannya gede dan panjang sampai teman2 dia kasih jululakn: “ARDO BOTOL” (atau Ardo dengan KONTOL segede BOTOL) . Hufft. Jadi penasaran

Aku BERTEKAD, suatu hari aku akan mencari SIASAT untuk bisa bercinta dan merasakan kejantanan Ardo yang gagah dan cowok banget itu!. 


Aku memang naksir pada Ardo yang macho dan cowok banget, apalagi pada umur 27 tahun, Ardo 5 tahun lebih tua, bisa kuanggap seperti ABANG/kakak yang bisa melindungi aku .  Dan karena merasa tidak terancam oleh sikapku yang feminin dan badanku yang ramping, ARDO, suka cuek dan membiarkan aku ber-manja2 kepada dia.

Mungkin karena Ardo adalah cowok straight yang normal, maka dia tidak merasa kemanjaanku kepadanya sebagai ancaman, walaupun aku sering tak kuasa menahan nafsu-berahi berdekatan dengan Ardo.

Kadang aku pura-pura bercanda dan memeluk dari belakang tubuh Ardo yang basah bercucuran keringat. Ardo hanya BERGIDIK karena geli dan RISIH merasakan kehangatan tubuhku, lalu Ardo mencoba melepaskan pelukanku.

Ardo tak pernah protes walaupun aku kadang iseng meng-usap punggungnya atau memegang-megang rambut di tengkuknya - yang tebal dan terasa 'enak' jika aku raba-raba. Tapi biar aku kadang keterlaluan seperti itu Ardo tidak marah.

Paling-paling dia hanya bilang:
"Awas,  jangan macam2",  kemudian Ardo menepiskan tanganku.

Satu2nya kekurangan Ardo adalah dia masih doyan dugem dan suka menenggak minuman keras. Kalau sedang mabuk, Ardo bisa tidur kayak orang pingssan!. Dia tidak akan terbangun biar ada bom meledak didekatnya.

Tapi siapa sangka, bahwa kebiasaan Ardo yang suka rmabuk minuman keras itu ternyata pada akhirnya merupakan keuntungan yang amat luar biasa bagiku!!.

Dalam perjalanan setelah kerja malam itu, aku sengaja membeli Nasi Goreng Babat untuk kubawa pulang. Baru selesai menyantap nasi goreng kesukaanku, mendadak Ardo masuk kamar kost, katanya mau numpang nonton dvd  yang dipinjam dari temennya.  TV di kamar kostku memang berukuran lebih besar sehingga lebih asik untuk nonton DVD.

Melihat gelagatnya, terlihat jelas bahwa Ardo sedang MABUK karena habis minum-minum. Nafasnya berbau alkohol, jalannya agak sempoyongan dan bicaranya agak ngelantur kesana kemari. Dan itu terbukti ketika film di DVD baru main setengahnya, ternyata Ardo jatuh tertidur didepan TV. Dia tidur dengan begitu pulasnya sampai terdengar suara dengkurannya. 

Bukan pertama kali Ardo main di kamar kostku atau nonton DVD, tapi itulah pertama kalinya dia ketiduran dalam keadaan mabuk seperti itu.

Awalnya aku membiarkan Ardo, tapi berada di kamar tertutup berdua dengan cowok impianku yang sedang tidur pulas karena mabuk membuat pikiran dan hasratku tergoda.

Posisi tidur Ardo telentang dan Ardo hanya memakai celana pendek gombor yang tipis. Bagian bawah celana pendek ini tersingkap, sehingga nampak jelas bulu-bulu lebat di kaki dan paha putih Ardo. Bahkan sekilas nampak jika Ardo tidak memakai celana dalam.

Aku berusaha mengintip di sela-sela celana boxer yang gombor itu, nampak kemaluan Ardo terkulai dengan rambut hitam halus kecoklat-coklatan lebat sekali di pangkal. Rambut ini nampak jelas merata dan meyambung ke perut hingga ke dada Ardo yang berotot ini. Apalagi kaos singlet yang dikenakan Ardo, tersingkap bagian perutnya.

Dada Ardo yang cukup gempal dan padat itu terlihat jelas disela-sela kaos singletnya. Lama aku mengagumi tubuh dan kulit Ardo yang bersih, dengan bulu-bulu halus yang cukup lebat hampir disekujur bagian tubuhnya.

Karena terangsang oleh pemandangan itu, aku nekat dan tanganku mulai gerilya di TONJOLAN celana Ardo. Kemudian dengan sangat hati hati dan perlahan-lahan aku menarik kebawah celana boxer Ardo yg gombor.  

Degh!, aku terhenyak kaget!.  Aku benar benar terkesima karena sama sekali tidak menduga!, dibalik celana itu ternyata Ardo menyembunyikan seperangkat peralatan kelamin yang sungguh sungguh amat dahsyat!. 

Ukurannya sangat besaaar dan amat panjaaaang, jauh lebih besar dibanding ukuran kemaluan lelaki kebanyakan, lebih besar dibanding punya cowok cowok bule yang kulihat di VCD porno.  Baru aku mengerti kenapa teman2nya kasih julukan ”Ardo Botol” (Ardo dengan kontol segede botol). Apakah ukuran kelamin sebesar itu merupakan suatu kelainan?. 

Ukuran yang amat Fantastis!!, amat besar dan panjaaaang dengan banyak urat dan sunatan yang tidak rapi, sehingga masih ada sisa sisa potongan kulit.

Perlahan-lahan kedua kaki Ardo kugeser melebar, sehingga kedua pahanya terpentang. Dengan hati-hati aku naik ke atas tempat tidur dan berjongkok di atas Ardo.

Aku dengan perlahan menggenggam kontol Ardo. Kuremas pelan dan mulai kugesek gesek. Dan ternyata kontol Ardo menunjukkan reaksinya, perlahan secara pasti kontol itu berdenyut denyut dan mulai mengeras secara penuh.

Meski tertidur, kontol Ardo bisa tegang dan ereksi. Nampak urat-urat di sekujur batang kontol itu. Bekas sunatan nampak jelas dan nampak ada sisa kulup yang tersisa. Mungkin cara sunatan desa, sehingga sisa potongan kulup masih nampak dan ada bergelambir. Namun justru itu kulihat sangat seksi dan menggairahkan.


Karena tidak kuasa menahan gelora yang terus berdebur di dadaku jika hanya meremas dan mengocok kontol Ardo. Kuberanikan diri mendekatkan mulut dan lidahku menjulur menjilati ujung kontol Ardo. Kusentuh batang kontol berurat itu dengan ujung lidahku. Lalu segera kukulum kepala kontol Ardo di dalam mulutku.

Kurasakan kenyalnya kepala kontol itu, dan secara reflek lidahku pun menari nari dan menerobos ujung lubang keluarnya kencing. Kuputar putar ujung lidahku di mulut tempat keluarnya kencing itu.  Kemudian aku memompa dengan mulutku. Dan secara alamiah, bokong Ardo bergerak seperti maju mundur, seolah oleh memastikan kontolnya supaya terus berada dalam kulumanku dan masuk lebih dalam ke mulutku.

Kini aku lebih leluasa bermain. Tanganku memegang kontolnya, mulutku menari, lidahku menari. Kontol yang sangat gede bagiku (baru kali ini aku menjumpai langsung yang segede ini) aku tegakkan ke perutnya. Kemudian, lidah dan bibirku menyisir mulai dari bijih pelernya. Melumat-lumat. 

Ardo tak sadar mendesah didalam tidurnya: “‘Oooogghhh….. Uuuughhhh..... dduuhhh dduuhhh...’,
Mendengar desahan bibir Ardo ... birahiku sangat membara ...

‘Ooohhh sungguh kasihan Ardokuuu... engkau kini tengah diserang badai birahi yaa... engkau kini sedang dilanda kenikmatan yaa... ayyooooo...”

Dalam mabuknya Ardo mendesah dan meracau tanpa sadar.
‘Hach hach ooggghhh…. aaahhhhh ...’.

Saat mendekati “klimaks”, gerakan Ardo yang sedang tidur seperti kesetanan, dia seperti mendorong batang kontolnya jauh ke dalam mulutku. Aku kesulitan bernafas.

Dan saat aku rasakan ujung kontolnya tepat menyentuh gerbang kerongkonganku, mendadak..  CROOOTTT…. CROOOOTTT… CRRROOTTTTT….   Siraman hangat panas air mani Ardo menyemprot-nyemprot dengan deras memasuki mulutku sampai teminum semuanya..

....aaaAAARRRRGGGHHHH...!!!!"
Bagaikan air bah, pejuhnya menerjang masuk dan turun ke kerongkonganku. 

Rasanya asin dan aneh. Aku tak pernah mencicipi apapun dengan rasa aneh seperti itu. Tapi biarpun aneh, menurutku rasanya lumayan enak.

Begitu semuanya usai, aku melepaskan kontol Ardo.

Mendadak, aku merasakan kepalaku ditepis dengan kassar!.
Aduh!!!, Ardo terbangun!.

“Hey, homo ssjhsiialhan, nggahhpppaiiihhnn hah…?. Jangkhan khurhhaang ajharrr lho!!”. Ardo membentak dengan kata2 yang tak jelas

Ternyata Ardo menggigau setengah sadar, tapi aku tetap menjauh dan menyadari kesalahanku karena telah lancang mengganggu seorang lelaki straight yang normal,

“Dwassrrar hommmoooo!, kephalaa gwue puussusing taawwuuuu!!!“ katanya sambil meneruskan tidur pulasnya.


Besoknya aku bangun terlambat dan kulihat Ardo sudah tidak ada di kamarku. Oh, ya, aku ingat Ardo memang selalu berangkat kerja lebih pagi.

Aku tidak tahu apakah Ardo sadar atau tidak dengan kekurang ajaranku terhadap dirinya tadi malam. Yang jelas, Ardo mungkin bingung bangun tadi pagi dengan celana melorot ke bawah dan ada sisa sisa bekas air mani yang mengering di batang kontolnya.

Mudah2an Ardo tidak sadar kejadian tadi malam.


Sejak berhasil ngisep kontol Ardo, aku jadi tergila gila pada Ardo. Bagaimana tidak?,  aku telah minum benih benih air mani kejantanan dirinya. Setiap waktu yang terfikirkan adalah wajah ganteng Ardo,  tubuhnya yang kekar dan kedahsyatan ukuran kontolnya!.

Tapi siapa sangka dewi fortuna ternyata berpihak kepadaku!!.

Begini ceritanya:

Malam minggu itu aku tidak pergi ke-mana2, tiduran saja di kamar kost sambil nonton film di TransTV.

Sekitar jam 11 malam, mendadak kudengar ketukan pelan dan saat kubuka pintu, terlihat ARDO berdua dengan temannya, BAMBANG. Mereka berdiri limbung dengan mata merah:

“Kunci kamar gua ketinggalan, gua boleh nginep disini ya??” kata Ardo.

Dari mulut dia tercium bau alkohol, pertanda habis minum-minum.

Kusuruh Ardo dan Bambang masuk kamar.

Bambang langsung naik dan berbaring di atas kasur. Tapi saat Ardo menuju ke kamar mandi, kulihat dia berjalan sempoyongan sehingga aku membantu memapah Ardo, lalu dia membuka ritsleting celananya untuk kencing.

Setelah kencing, dengan cuek Ardo melepas baju serta celananya dan langsung berbaring di karpet yg kugelar di lantai. Ardo tidur bertelanjang dada, hanya memakai KAIN SARUNG yang dia belitkan dipinggangnya.

Karena mabuk akibat minuman beralkohol, Bambang terlihat sudah tidur pulas.
Tidak berapa lama terdengar Ardo juga mendengkur, pertanda dia juga tidur pulas. sehingga akupun segera menyusul dan berbaring disamping Ardo, sama2 hanya berbelitkan kain sarung

Tengah malam, aku terbangun dan merasakan kehangatan... Tersentak aku ketika menyadari bahwa aku sedang memeluk Ardo yang sedang tertidur pulas. Jadi posisi aku memeluknya dari belakang dimana aku bisa melihat punggungnya yang kekar serta menciumi aroma tubuh dan rambutnya ...
Sungguh aku tidak menyangka bisa tidur lagi sambil memeluk lelaki jantan ini.

Sementara itu kulihat Bambang juga tidur mendengkur di atas kasur.

Karena udara dingin dan karena aku tahu Ardo sedang dalam keadaan setengah sadar akibat mabuk. aku pura-pura mau menghangatkan badan dan aku memberanikan diri memeluk lagi tubuh Ardo

Aku pura pura berbisik: "Dingin banget nih"

Ardo hanya mengigau tak jelas dan seperti biasa dia membiarkan saja aku memeluki tubuhnya seperti itu. Atau bisa juga dia sama sekali TIDAK MENYADARI pelukanku.

Berbaring sambil merangkul lelaki pujaanku yang tampan dan begitu gagah membuatku terrangsang. Ketika Ardo berbalik hingga terlentang, aku nekad mencoba mencium bibirnya. Tapi dalam tidurnya, Ardo mengelak, hingga akhirnya aku hanya mencium lehernya dan Ardo tampak bergidik dan menggeliat.

Saking gemasnya, akupun menindihi tubuh Ardo, seperti adegan lelaki sedang menindih perempuan dalam film erotis, lalu aku menempelkan dan menggesekkan kontolku ke paha Ardo yang hanya terbungkus kain sarung. Ternyata Ardo diam saja dan terus tidur dengan pulasnya

Ini memang baru pertama kali kulihat mabuk sampai separah gini. Yang kemarin kemarin rasanya Ardo tidak sampai pingsan seperti ini.

Separah itukah Ardo mabuk?.

Atau dia begitu toleran kepadaku, karena aku temannya?.

Atau Ardo kasihan kepadaku?.

Terus terang, aku serem juga karena di kamar itu ada Bambang.
Tapi mabuknya Ardo membuat aku semakin berani dan semakin nekat!.

Dengan sangat berhati hati, aku menyingkapkan kain sarung Ardo lalu melihat paha dan bongkahan pantatnya yang semok, kokoh dan bulat! Wow – semakin kencang jantungku berdetak serasa mau lompat! Rasa takut, khawatir, birahi merasakan sentuhan hangat kulitnya dengan kulitku dan rasa ingin tahu untuk melihat lagi kontol Ardo membuat Aku mendekatinya dan melongok kearah selangkangan Ardo.

Aku menahan nafas ketika melihat kontol Ardo yang masih lemas dan memang berukuran gemuk, berwarna coklat tua dan terlihat berurat disekelilingnya,

Aku ingin ngisep kontol Ardo seperti malam itu dan minum lagi air mani dia, tapi mendadak Ardo berbalik tak sadar hingga tubuhnya tengkurap dengan posisi agak menungging karena perutnya terganjal oleh bantal guling.

Wooowww!!!. Kini mataku lebih terbelalak lagi. Karena bongkahan pantat Ardo sungguh kokoh, padat, berotot. Pantat yang putih itu sungguh keras dan kelihatan sangat berotot dan kenyal. Tak tahan, segera kusentuh dan kuraba kedua bongkahan pantat kenyal tersebut. Dan sungguh kurasakan kekenyalan pantat yang selama ini hanya tersembunyi di balik celana Ardo. 
Aku menarik kain sarung Ardo sampai terlepas dan perlahan-lahan tanganku meremas remas pada belahan bongkahan pantat Ardo untuk merasakan keperkasaan dan kekokohan otot ototnya yang keras dan sangat merangsang.

Aku bahkan semakin nekat. Kubentangkan kedua paha Ardo dan kubelah bongkahannya seperti membelah durian untuk melihat bibir lubang pantatnya.

Uhhh, pada saat itu lah aku tahu bahwa lubang anus Ardo "mulus"!. Warnanya kemerahan [agak merah muda],seperti anus bayi. Aku melihat ada rambut atau bulu di lobang pantat sekitar bool Ardo.

Lubang bool Ardo terkesan bagus,  mulus dan juga sempit!. Pantat yang kokoh milik cowok STRAIGHT seperti Ardo pastinya tidak pernah disodomi dan disodok kontol.

Aku sepenuhnya sadar bahwa Ardo adalah laki laki sejati straight yang normal. Dan biarpun nafsu birahiku sedang bergolak dengan liar, aku tidak berkeinginan mensodomi Ardo walaupun dia dalam keadaan tak berdaya karena mabuk.

Lagipula sebagai Gay berpenampilan lemah lembut, selama ini aku hampir selalu harus mengalah sebagai Bottom yang harus mau disodomi sebagai pelampiasan nafsu para lelaki Top.

Seandainyapun aku lancang mensodomi Ardo pada saat dia tidak sadar, terbayang betapa marah nantinya dia kepadaku??. Bisa2 dia menggorok leherku dan membunuh aku untuk membalaskan dendam kesumatnya.

Tapi ketidak berdayaan Ardo yang gagah perkasa, aku penasaran setidaknya ingin menggesek2 kontolku dilipatan kedua pahanya, sekedar untuk melampiaskan fantasiku saja..

Sekilas, kuarahkan pandanganku kearah Bambang diatas kasur.
Ternyata dia masih terus tidur pulas dalam keadaan mabuk.

Aku mengambil gel pelicin yang selalu tersedia di kamarku. Lalu aku mengambil posisi dan berlutut di atas tubuh Ardo. Kedua lututku melebar di samping pinggul Ardo dan kuatur sedemikian rupa supaya tidak menyentuh pinggul Ardo.

Kulumuri bagian kepala kontol dengan jelly pelicin dan ke seluruh batang kontolku. Ada sensasi dan rasa nikmat yang hebat saat kulumuri batang kontolku ini. 

Perlahan-lahan batang kontol kutempelkan diantara kedua belahan pahanya. Gel pelicin yang berlumuran terasa licin dan basah, sehingga secara perlahan mulai kuselipkan batang kontolku pada jepitan paha Ardo.

Terdengar suara perlahan dari mulut Ardo dan terasa badannya agak mengeliat, tapi matanya tetap tertutup. 

Sadarkan Ardo?.

Apakah dia benar2 mabuk parah?.

Atau dia sengaja mengundangku untuk berbuat lebih jauh??.

Sekali lagi aku melihat ke arah Bambang masih tidur dengan pulasnya.

Lalu aku mulai menggerakkan batang kontolku diantara kedua paha Ardo dengan gerakan menggesek gesek…  dan otomatis, gel pelicin itu pun akhirnya berlumuran membasahi daerah sekitar lubang anus Ardo.

Sungguh!. Tadinya aku hanya menggesek-gesk pada paha Ardo saja.
Tidak lebih!!.

Aku tidak berniat melakukan anal seks atau mensodomi Ardo….

Aku tidak berani!.

Bisa dibunuh aku!.

Aku hanya ingin berfantaasi menggesek gesek kontolku pada jepitan paha Ardo.
Sama sekali tidak pengen melakukan lebih dari itu.

Maka aku terus menggesek gesekan batangku diantara kedua paha Ardo,
Tapi…..

OOOOHHHH…..

Tanpa kusengaja.. ujung kepala kontolku terpeleset menempel tepat pada bibir anus Ardo dan sekarang kepala kontolku terselip sedikit di antara celah lubang anus Ardo!!.

Tak sengaja!!.

Tapi aku bimbang!.

Mumpung Ardo lagi mabok, mumpung ujung kontolku terlanjur menyelip di bibir anusnya, gimana kalau aku coba masukan batang kontolku??

Berani? Enggak?

Masukin? Jangan?

Aku bimbang!.

Dengan ujung kepala kontol yang sudah terselip di celah lubang anus Ardo yang licin berlumuran gel pelicin, pastinya bakal mudah kalau kuteruskan niat jahatku.

"Bodoh amat!", pikirku,

"Mau teriak kek, mau ditampar kek, urusannya belakangan. Aku penasaran!!".

Ternyata godaan setan menang!.
Aku jadi tak perduli kalau Ardo adalah cowok straight yang normal.
Aku tak peduli biarpun nantinya dia marah atau membunuhku, yang penting rasa penasaran ini bisa kulampiaskan!.

Gila!!.

Aku nekad!!.

Perlahan-lahan tapi pasti kutekan pinggulku ke bawah, sehingga kepala kontolku mulai menerobos sedikit-demi-sedikit ke dalam lubang anus Ardo. Kelihatan sepintas kedua paha Ardo seperti bergerak membuka, seakan-akan berusaha menampung desakan kontolku.

Mendadak badan Ardo menggeliat!!!.
Tubuhnya bergetar dan seakan berontak dan mau berbalik sehingga aku kehilangan keseimbangan!. 

Karena gerakan Ardo yang tiba-tiba itu, otomatis posisi berat badanku tidak dapat kujaga lagi, dan akibatnya seluruh berat pantatku langsung menekan ke bawah, sehingga tidak dapat dicegah lagi penisku terdorong menerobos ke dalam lubang anus Ardo!.

Gel pelicin yang berlumuran melicinkan saluran anus Ardo sehingga otomatis batang kontolku melesak masuk dengan mudah dan tertanam sampai amblas!.


Badan Ardo tersentak kaget ke atas dan kedua pahanya seperti dirapatkan. Antara sadar dan tidak Ardo seperti menoleh kebingungan. Mulutnya terbuka seakan-akan siap untuk berteriak. Tangannya berontak untuk mendorong dan menolak tubuhku yang menindih dari atas. Dari mulutnya keluar suara erangan.

”Aauuhhmm.. aauuhhmm.. hhmm..!” desahnya tidak jelas.

Dalam keadaan setengah pingsan, badan Ardo mengeliat-geliat dengan hebat. Kelihatan Ardo sangat kesakitan akibat tikaman penisku yang menerobos masuk ke dalam lubang anusnya dengan tiba-tiba.

Ooooggghhhhh!!!!... terdengar Ardo menggeram kesakitan dan dia berontak, tapi aku segera membekap mulutnya supaya tidak bersuara.

Kalau dalam keadaan sadar, sudah pasti Ardo dengan mudah melawan dan berontak, tapi malam ini Ardo sedang mabuk se-parah parahnya.

Tubuhnya lemas.

Tenaganya lemah.

Kesadarannya hilang.

Seberapa hebatpun pemberontakan dia, malam itu Ardo hanya seonggok daging yang lemas tak bertenaga.   Perlawanan tubuhnya tak lebih hanya sekedar menggeliat geliat tanpa tenaga.


Kulirik lagi ke arah Bambang yang pura2 tertidur.
Aku yakin dia pasti melihat bagaimana Ardo sedang disodomi oleh aku tapi dia diam saja dan terus pura2 tidur pulas.

Hal itu membuat aku senang.

Karena itu, ujung kontolku terus terusan kutujukan ke arah prostat Ardo dan sengaja kugerakan berputar-putar tepat pada daerah prostat Ardo yang sangat sensitif terhadap rangsangan.

 “Nggghhh.. Ngggggggh…. Oooogghhhh!!

Walau berusia 5 tahun lebih muda, tapi soal permainan seks sejenis, tentu aku lebih berpengalaman dari Ardo dan sudah belajar dari para lelaki Top yang sering menggauliku bagaimana caranya menciptakan kenikmatan pada pasangan Bottom.. 

Meskipun Ardo dalam keadaan tidak sadar, akan tetapi reaksi badannya tidak dapat menyembunyikan perasaan dan kenikmatan yang dia rasakan akibat tusukkan kontolku. Ardo gemetaran menahan kenikmatan sampai air mata dan air liurnya keluar

Tiba-tiba tubuh Ardo kejang2 kaku, dan mulutnya mengerang panjang.

Bersamaan dengan itu, tanpa dapat ditahan, dari lubang kontolnya tersembur air mani dengan cepat dan deras.
Jrrrooottt…. Jrrooottt..   Jrrooottt……,

Semburan air mani itu sangat kuat dan tanpa kendali lagi langsung menyemprot nyemprot dan membasahi kasur dan perut Ardo.

Sementara itu kontolku terasa semakin membengkak, dan gerakan-gerakan serta tekananku makin cepat saja. Aku menggigiti bahu dan leher Ardo dengan gemas, membuat cupang-cupang berwarna merah, menandai tubuh Ardo sebagai hak milikku!.

Aku mengerang erang rintih kenikmatan. Aku kehilangan kontrol.

"Oh, ya.. Rasanya enak sekali.. Aaaah, enak sekali mengawini Ardo... Ya, ya.... kekasihku.. Oooh. Kamu milikku, Aku setubuhi kamu terus.. Oooh, aku ingin menghamili kamu Ardooo.. Menghamili kamuuuuhhh!"


Dan bersamaan dengan itu:
"Crett..!, Crett..!, Crett..!",

Tanpa tertahan air maniku yang panaaasss memancar kedalam lubang pantat Ardo disertai puncak kenikmatan seks yang amat dahsyat!.,. Tubuhku berkelojotan seperti seekor ikan yang sekarat

"...aaggghhhohh!!! Hhooggghh!!! Hhhooggghh!!!! Hhhhooggghhh!!!"

Pejuh kutembakkan sembarangan di dalam anus Ardo, membanjiri perutnya dan membakar tubuhnya. Terasa cairan panassss dan kental yang menyemprot keluar dari batang kontolku, dan keluar...!!, keluar...!!, dan terus menyembur keluar tanpa henti...!!!, rasanya lebih panasss dan lebih kental dari cairan apapun di bumi ini.

Pejuh yang kusemburkan seolah olah seperti menghujam Ardo dengan benih benih keturunanku kedalam rahim Ardo.

Andai pria bisa hamil, Ardo juga mungkin sudah hamil sekarang!. 

5 menit kemudian, setelah nafasku mulai kembali normal, aku mencabut alat kelaminku....... lendir pejuh dan air maniku sebagian menetes keluar membasahi pantatnya dan jatuh ke atas seprei, bercampur warna merah, darah keperawanan Ardo...!.  Wow!.

Saat aku melirik Ardo dengan kontol yang sudah terkulai lemas. Hey.., itukan pejuh? Oowww rupanya aku mengentoti Ardo, ternyata dia juga terrangsang hebat sehingga dia pejuhnya muncrat dengan sendirinya tanpa kusentuh sehingga pejuhnya berceceran di perutnya.

Hehehe – aku ketawa didalam hati karena tadi aku memang mengentotinya cukup lama, 20 menitan! Ternyata doyan juga Ardo ini.

Gila!, menaklukkan dan memerawani cowok straight ternyata benar2 menguras tenagaku, sehingga tanpa kusadari aku langsung tertidur pulas dan melupakan Ardo yg masih tergolek telanjang bulat bagai prajurit yg telah dikalahkan


Aaahhh.., ARDO-ku… Pejantan-ku…. Bottom-ku…!!.


Pagi itu aku terbangun dan ternyata Ardo dan Bambang sudah tidak ada di kamar. Mestinya mereka sudah berangkat kerja tadi pagi, seperti biasa.

Tiba2 timbul perasaan sesal.

Aku menyesal...!.
Aku tak percaya telah mensodomi seorang lelaki normal pada saat dia sedang tidak sadarkan diri karena mabuk.

Aku memejamkan mata dan mengatur nafas sambil merenungkan dalam-dalam kegilaan yang tadi malam aku lakukan terhadap  seorang laki laki straight.

Mendadak aku muak dengan diriku sendiri karena telah menghianati persahabatanku dengan Ardo. 

Apakah Ardo mengetahui apa yang terjadi tadi malam??.
Apakah Ardo menyadari kekurang ajaranku yang lancang mensodomi dia??.
Apakah Ardo dendam karena harga dirinya telah direndahkan??

Sepanjang hari aku terus menerus melamun dengan perasaan gundah dan gelisah karena merasa bersalah, menyesal dan merasa takut…!.

Ya, aku jadi sangat ketakutan!.
Aku takut Ardo marah dan membalas sakit hatinya dengan kekerasan

Terlintas kemudian wajah kedua orang tuaku yang akan kehilangan aku seandainya Ardo menggorok leherku dan membunuhku, atau melaporkan aku kepada polisi.

Yaa Tuhan apa yang akan terjadi kalau Ardo membunuhku atau memasukkan aku ke penjara?.

Di satu pihak aku menyesali perbuatanku. Tapi di lain pihak aku juga bangga dan menikmati kemenanganku karena jadi orang pertama yang berhasil dan mampu merengut keperawanan Ardo

Terus terang, aku tak tahu apa yang harus kulakukan.

Aku bingung.

Tapi kupikur, apapun yang terjadi aku harus bersiap menghadapi segala resikonya.

Ardo mau marah.
Ardo mau menghajarku habis2an
Ardo mau melaporkan aku pada polisi.

AKU PASRAH!.
Semua memang salahku!. Itu resiko yang harus kutanggung!. 

Entah kebetulan atau bagaimana, tapi setelah kejadian itu Ardo seperti menghindariku. Kadang dia pulang larut malam setelah aku tidur atau dia berangkat pagi hari sebelum aku bangun. Kadang aku berangkat agak pagi, tapi kulihat pintu kamar Ardo masih terkunci rapat.

Pernah beberapa kali aku datang dan mengetuk pintu kamar Ardo sekedar berpura2 meminjam majalah atau mengembalikan DVD atau mengantar makanan yang kubeli, tapi Ardo seperti ”menjaga jarak”

Apakah Ardo menghindari aku?

Apakah aku akan pernah kehilangan dia.?

Terus terang, aku sangat ingin memeluknya lagi namun apa daya aku belum punya kesempatan untuk menyapa dia lagi.. Saat ini aku hanya bisa mengenang semua yang pernah aku lakukan terhadap Ardo. 


Di satu pihak aku memendam kerinduan pada Ardo dan ingin mencintai dia seumur hidupku, tapi di lain pihak aku juga tidak mungkin memaksa seorang laki-laki normal untuk menjalani kehidupan sejenis bersamaku.

Ooooh, Ardo. 


Malam itu aku pulang kerja agak larut dan ketika sampai di tempat kost, kulihat pintu kamar Ardo agak terbuka. Ketika kulongok ke dalam, ternyata Ardo sudah keburu tidur. Televisi masih hidup dan lampu masih menyala terang. Majalah dan DVD berserakan di lantai.

Entah kenapa, melihat Ardo tidur dengan begitu pulasnya aku tergerak untuk menemani dia barang sebentar sehingga aku segera menutup pintu lalu dengan mengendap kudekati Ardo dan aku ikut berbaring disampingnya.

Sejenak kupandangi wajah tampan Ardo. Ada rasa haru, sedih, bahagia dan entah apalagi yang aku rasakan saat itu karena biar bagaimanapun dia lah satu-satunya lelaki straight yang pernah kusodomi dan kurengut keperawanannya.

Bukankah itu peristiwa langka yang luar biasa?. Apalagi ini ada Ardo, cowok pujaanku!..

Astaga!, perasaan apa lagi ini?.

Aku bimbang.

Aku ragu.

Untuk sedetik aku merasa takut!.

Tapi akhirnya, nafsu birahi mengalahkan akal sehatku.

Hasratku timbul tak terkendali dan nafsuku mulai bergelora lagi!.

Malam itu aku kembali merangkul Ardo kedalam dekapanku, menyentuhnya dan mengecup bibirnya dengan sangat lembut sambil kupegang dagunya dengan ujung jariku. Aku lumat bibirnya dan kunikmati mulutnya dengan ciumanku. Ardo memejamkan kedua matanya walau bibirnya agak terbuka sedikit.

Ardo terdengar perlahan mendesahkan nafas yang mulai memberat.
Aku tidak tahu apakah desahan itu pertanda penolakan atau karena Ardo terangsang?

Atau mungkin betul Ardo tidur pulas, tapi dibawah sadarnya dia mungkin sedang menunggu reaksiku terhadap dirinya?!.

Mungkinkah Ardo menginginkan laki laki lagi malam ini?.

Apakah Ardo menginginkan aku mencumbuinya lagi?.

Menginginkan sex lagi?,

Menginginkan kontolku lagi?.

Hatiku takut tapi sungguh aku juga yakin Ardo menginginkannya!.

Aku tidak sebodoh itu!. Walau aku berumur 5 tahun lebih muda dari Ardo, tapi aku lebih berpengalaman menghadapi sesama lelaki, sehingga melihat diamnya sikap Ardo, aku menduga bahwa Ardo cuma pura pura tidur dan mungkin sedang menunggu tindakan ku selanjutnya.  Hehehehe…..

Akhirnya dengan tidak sabaran aku rengut celana boxer yang melekat pada tubuh Ardo sampai dia telanjang bulat dihadapanku. Aku kembali terpana memandang tubuh jantan dihadapanku itu. Tubuh tinggi berotot milik Ardo. Bulu-bulu bertebaran di ketiak dan selangkangan Ardo.

Lalu pandangan mata kuarahkah pada belahan pantat Ardo.  Lobang pantat Ardo itu terlihat masih terkatup rapat, berwarna kemerahan dihiasi bulu2 halus disekelilingnya

Didalam hati aku terkekeh mengingat lubang pantat Ardo yang sudah berhasil kuperawani dan kusodok dengan kontolku sampai air maniku tercurah kedalam tubuhnya.

Dan kali inipun aku bernafsu untuk mengulangi kenikmatan itu.
Aku sangat merindukan dan menginginkan tubuh jantanmu lagi.


Perlahan aku membalurkan cream pelicin ke jari jariku dan kusodokkan jari telunjukku ke dalam lubang ditengah selangkangan Ardo.

Dalam tidurnya, awalnya Ardo terlihat seperti terkejut dengan aksiku itu, terasa sekali lubang dubur  Ardo langsung menjepit jariku dengan sangat erat, seakan berusaha untuk menahan suatu benda asing masuk lebih dalam lagi.

“Walau keperawanan sudah kujebol, ternyata masih sempit banget.” pikirku.

Tidak cukup sampai di situ, aku menggeser sepasang paha Ardo sampai terbuka lebar lalu salah satu jari tengah kuselipkan ketengah selangkangan Ardo dan kupaksakan masuk kedalam bibir lobang duburnya yang masih menutup rapat.

Setelah beberapa saat kemudian, aku melumasi batang kelaminku dengan cream pelicin lalu kugeser sepasang paha Ardo sampai selangkangannya terbuka lebar.. 

Sambil menatap wajah Ardo yang ganteng, kuangkat kedua kaki Ardo dan kuletakkan diatas kedua pundakku, kemudian aku tarik pinggulnya ke arahku.

Ardo diam ….

Dihadapanku kini terpampang celah anus Ardo yang sempit. Lubang anus yang tadi malam kuhantam dengan gempuran kontolku. Lubang yang pada malam pertama itu memberi kenikmatan dan kepuasan seksual yang amat luar biasa.

Tekadku sudah mantap!.
Ah...., inilah saatnya!, ....ini aku datang Ardo-bagus, ayo bersikap manislah.


Dengan batang kejantananku yang terhunus aku mendekat :
"...serahkan seluruh tubuh dan jiwamu untuk kesenanganku dan sebagai bukti kau menyayangiku".

Aku dorong pinggulku dan kusodokkan kepala kelaminku untuk masuk ke dalam lubang anus Ardo itu dengan sekali hentakan keras,

... Blessss! Blesss! Blesss!,
akhirnya kepala kemaluanku berhasil menembus masuk kedalam.

“Arghhhh ...!” Ardo berguman agak keras. Tubuh telanjangnya meronta ronta didalam dekapanku.  
“Oghhh ...” Erangku
Gila!. Tak kusangka aku berhasil lagi memasukan batang kontolku kedalam lubang pantat Ardo. Keras menjepit dan sangat sempiiiiittt..

Sungguh beruntung aku malam ini, Tak kusangka semudah ini aku menaklukkan lagi cowok macho yg straight ini..

Tubuh Ardo tersentak keras dan tanpa sadar Ardo segera saja menggigit bibirku dengan keras begitu merasakan sentakan pertama kontolku.

“Arrrrggghhh…”. terdengar Ardo mengerang kesakitan didalam tidurnya!.


MENDADAK ARDO TERBANGUN DARI TIDURNYA…!!!!

Ardo memandang bingung ke arahku dengan pandangan mata sayu, tapi sepertinya dia belum sepenuhnya menyadari apa yang sedang dan akan terjadi.

Ardo baru saja mau membuka mulut untuk mengucapkan sesuatu, tapi aku segera menaruh telunjukku di bibirnya, semacam kode kalau dia tidak perlu bicara apa-apa.

Lalu aku meraih kepala Ardo dan mencium bibirnya. 


APA YANG TERJADI KEMUDIAN SUNGGUH DILUAR DUGAANKU...!!.

Tanpa kusangka, Ardo ternyata membuka bibirnya dan membiarkan melumat lumat mulutnya dengan ciuman yang panas!.

Wooowwww....!!!!.
Oh, my goodness... jantungku langsung berdebar-debar seperti mau copot saja.
Dan akupun memejamkan mataku oleh kenikmatan, bukan hanya lahir, tapi juga bathin.

Akhirnya semua kesempatan itu terbuka luas!!!.
Batang kelelakianku terhunus keras…, lalu dengan segenap perasaaan.....aku mulai melakukan gerakan persetubuhan untuk mensodomi Ardo yang tergolek pasrah dibawah tindihanku. 

"Jaaangannnn...,..., aadduuhh... aadduhhhh...., pelan… pelan…Bobbbyyyy!”
Ardo terlihat panik dan merintih lirih. Badannya menggeliat-geliat dan pantatnya bergerak ke kiri ke kanan mencoba menghindari tusukan kontolku pada lobang anusnya itu.

meronta  lemah, menahan sakit saat tikaman2ku merobek tubuhnya.

Tidak ada lagi batas yang menghalangi!, tubuh telanjang Ardo melebur jadi satu kesatuan yang tak terpisahkan dengan tubuhku dalam kesempurnaan persenggamaan yang sakral antara dua manusia yang sama sama berjenis laki laki!.

Aku dapat merasakan ujung kelaminku terjepit dengan sangat erat oleh otot cincin prostatnya, kelaminku terasa seperti dipijit-pijit dan dibungkus dengan hangat dan ketat di dalam pantat Ardo.  

“Arrrrggghhh…”.
Ardo melolong lolong dan memohon-mohon agar dirinya tidak digagahi, Tapi tanganku membekap mulut Ardo supaya tidak bersuara. 

Aku bisa menyadari betapa penderitaan rasa sakit yang akan dan harus Ardo alami saat dia menerima tonggak kejantanan sesama lelaki mengoyak ngoyak lobang pantatnya untuk kedua kalinya.  

Serius, aku gak ngerti kenapa Ardo yg straight dan cowok banget itu begitu jinak dan mudah ditaklukan?.

Sebenarnya sebagai cowok straight yang punya kontol berukuran gede, Ardo punya peluang jadi seorang pejantan top yang hebat.
Apa karena dia tidak tahu cara bercinta kaum gay?.

Apakah dia mengira bahwa sudah sewajarnya kalau dia jadi pihak yang disodomi oleh cowok Gay kayak gue?..

Dan…, semua rasa dan aroma persenggamaan tubuh kami menjadi satu, aku menyukai pemandangan ini!
“Ardo... enak Ardo?”. Aku berguman perlahan

“Urghhh ...!” Ardo mengerang.  “Hahhh ... ”

Tak bisa menahan nafsuku lagi, semakin cepat aku mengenjoti lobang Ardo dengan kontolku.

Aku menginginkan Ardo!

Aku ingin mengentotinya!

“Oooohhhh…… oooohhhhh….. enak sekalliii pantatmu Ardoooo….. enaakkk sekaalliii….” kataku berbisik, karena takut terdengar tetangga dikamar sebelah


Ardo mulai mengerang-erang tak karuan, dari mulutnya keluar kata-kata yang tak jelas bunyinya,
“ ….uuugghhh….uuuuggghhhh…..aaahhhh…. …. Aaahhh... aahhhh….. …..”

 “Arghhh ... Ardo ...”
Desahku dibelakang telinganya dengan tetap mengenjot lubangnya

“Hhhhh ... h”

“Hmmm m m ...”

Tak berapa lama tubuh telanjang Ardo kejang-kejang dengan amat hebatnya dan dia mengerang tak terkendali
 “Gua mau keluaaaarrrr ….. ooohhh keluaaaaarrrr ….. ….aaahhh…. aaahhh… aaahhhhh…. aaahhhh……”  Ardo memekik, dia sepertinya tak peduli biarpun para tetangga mendengar teriakan birahinya

Dan akhirnya cairan mani Ardo menyemprot keluar banyak sekali membasahi dada dan perutnya….
Jjrrooott…. jjjrroottt….. jjjrroootttt…. jjeeoootttt…. jjjrroootttt…. 

Segera kulumat bibirnya dengan sangat kuat.

Melihat gelagat Ardo yang sudah terlempar ke puncak klimaks yang begitu dahsyat dan mumpung Ardo sedang dalam keadaan sepenunya sadar tanpa terpengaruh alhohol,  aku menghendaki Ardo seutuhnya, tubuhnya dan jiwanya sekaligus!.

Ya!, aku harus menguasai Ardo sebagai hak milikku selamanya!. 
Aku ingin meresmikan hubungan ini melalui proses persenggamaan sempurna yang akan meresmikan perkawinanku dengan Ardo.  Malam ini aku ingin menanamkan lagi benih benih manusia dan titisan darah-dagingku ke dalam rahim Ardo agar tubuh & jiwa kami berdua menyatu erat dalam ikatan perkawinan yang syah dan serta menyempurnakan diri Ardo sebagai kekasih abadiku: 

“Ayo sayang…, malam ini aku ingin memberi hadiah cinta yang istimewa..!”.

Sebongkah daging keras milikku sekarang jauh tertanam erat sehingga tubuhnya tersambung sempurna jadi satu dengan tubuh telanjangku. Senjata pusakaku terus menerus merobek robek tubuhnya dengan tikaman yang bengis dan

Sebagai lelaki straight dengan kontol segede botol, Ardo sebetulnya bisa jadi cowok Top hebat, tapi malam ini dia justru merintih sepanjang malam, Ardo mengerang, Ardo melolong, merintih, meratap perlambang penyerahan diri…!.  Dan aku terus melecut dan menghantam keras dengan detuman detuman kejantananku. Terus menerus sepanjang malam, tanpa henti, begitu lama....., begitu nikmat, diliputi kasih sayangku padanya dan penyerahan dirinya yang bulat.

Hingga sampailah aku dipuncak, dimana bunga-bunga mekar, kupu-kupu warna-warni ramai menyebar, semerbak harum aroma dan kicau burung-burung menjadi pengisi alam…, lalu giliranku!,

Oooh!, "jrott..!, jrott..!, jrott..!, jrott..!",

Dentam demi dentam menghantam melepas seluruh rinduku akan kerelaan dirinya.  Dan tanpa henti kumuntahkan hadiah air cinta yang masuk membentur jauh kedalam rahim di rongga tubuhnya,  membanjiri, diiringi deru kenikmatan yang kureguk dari tubuh telanjangnya

dan kubisikkan lirih : “malam ini Ardo sudah jadi milikku…!”.

Malam ini, kami telah melakukan hubungan-badan sejati yang sempurna seperti sepasang suami istri yang dinikahkan secara resmi.  Air mani yang berisi jutaan sel sel sperma yang mengandung benih-benih keturunan manusia kini telah kutanamkan kedalam tubuhnya dan aku telah sempurna membaptis Ardo menjadi kekasih abadiku.

Kini aku telah sah dan berhak memiliki sepenuh tubuh dan jiwa Ardo!.

Tubuh Ardo yang bercucuran keringat, tergolek lemah kehabisan tenaga karena mengimbangi gairah yang bergolak golak.  Kuseka peluhnya, Ardo menyandar di dadaku.

Lalu kurengkuh kepalanya sampai wajahnya menyusup ke dalam ketiakku dan kubiarkan dia mereguk bau keringat di ketiakku.   Kuntentramkan hatinya :
“Jangan khawatir Ardo!, banyak laki laki yang pernah mengalaminya…!”

Tapi Ardo tetap diam.

Lalu dengan satu kecupan lagi di bibir kuucapkan selamat malam, tidurlah Ardo-bagus, tidurlah kekasihku, malam ini Ardo sudah resmi menjadi hak-milikku!.
Aku melangkah telanjang menuju kamar mandi.

Aku memang teramat menyayangi Ardo, mencintai dia!. Dan bercinta dengan dia seperti barusan, membuat diriku semakin mencintai dia, Aku amat memuja Ardo!.


Malam itu, aku baru pulang kerja dan mendapati Ardo sudah ada di kamar. Setelah mandi, aku berbaring disamping Ardo. Kulihat dia diam merenung. Wajahnya menghadap langit-langit kamar. Pandangannya menerawang jauh.

Aku melirik.
"Kenapa Ardo? Kok diam aja?. tanyaku

Tak ada sahutan  dari mulut Ardo.

"Bobby!" Ardo memanggilku.

Aku menoleh, kemudian memandangi wajah Ardo lekat.
"Kenapa sih Ardo?" tanyaku bingung melihat reaksi Ardo.

"Bob…, , GUA KAGAK MAU JADI HOMO..." kata Ardo lirih.

Aku kaget. Kemudian aku bangkit dari tidurku. Kupandangi wajah Ardo yang kini rebah telentang sambil menyilangkan kedua lengannya dibawah kepalanya.

Setelah tinggal sekamar sebagai pasangan kumpul-kebo dan tiap malam kusodomi untuk melampiaskan syahwat, aku sebetulnya sudah 100%yakin bahwa Ardo sudah beralih dari laki laki straight menjadi 100% Gay… 100% Bottom juga!.

Tapi aku tak mau melukai hati Ardo.

Terlalu besar pengorbanan Ardo.

Aku harus berpura pura untuk membesarkan hatinya
"SIAPA YANG BILANG ARDO HOMO?" tanyaku.

Ardo tidak langsung menjawab pertanyaanku, ditariknya napas panjang, kemudian sambil masih memandang langit-langit Ardo berkata:
"Kenapa gua selalu menikmati banget setiap kali kita berhubungan?"

"Aku juga menikmatinya Ardo…," jawabku tenang.

"Seumur hidup, baru pertama kali ini gua berhubungan dengan cowok dan disodomi setiap malam oleh elo; dan ternyata gue merasa nikmat Bob”

“Jadi karena Ardo menikmati disodomi, terus artinya kamu homo?” tanyaku berpura2 menenangkan dia.
.
“Apalagi namanya?” pertanyaanku dijawab Ardo dengan pertanyaan juga.

“Jangan pikir gitu lagi deh…., mendingan sekarang kita......” aku tidak melanjutkan kalimatku, sambil senyum mesum ke Ardo, tanganku mulai meraba raba selangkangan Ardo.

“Eh mau ngapain lo?”, tanya Ardo melotot, tangannya menahan tanganku.

“AKU HORNY NIH,” jawabku cuek, selanjutnya bibirku menyerbu bibir Ardo.

Ardo berpura2 mengelak dari lumatanku, namun tak lama karena kemudian akhirnya ia membiarkan, malah membalas lumatanku dengan tak kalah bernafsunya.

Hasrat seksual mempengaruhi kami berdua.

Dalam sekejap aku berusaha untuk menindih dia.
“Ardo…aku nafsu banget sama kamuuu.  Kamu bikin aku horny banget... Ardo harus tanggung jawab.. Sekarang aku pengen nge-fuck Ardo yaaa!" kataku sambil tersenyum nakal.    

Ardo tidak menjawab, tapi dalam posisi berbaring telentang, Ardo membiarkan aku mengangkat kedua kakinya lagi keatas sampai selangkangannya terbuka selebar lebarnya......

Aaaahhhh, cowok straight emang enak dientot...!.


   ------------------------ 

Setelah puas melampiaskan hasratku terhadap Ardo, aku bertanya:
“Gimana Ardo?. Apa kontolku bisa bikin Ardo puas?” tanyaku

“Gua rasa yang bikin gua puas bukan kontol. Tapi loe Bobby” kata Ardo.

“Maksudnya?” tanyaku heran.

“Loe sepertinya pinter banget gimana cara terbaik memperlakukan cowok kayak gua” kata Ardo.

“Bisa ajah kamu Do!” kataku tersanjung.. ”Justru kamu yang lebih hebat, binal, nakal dan pinter menservis aku.” Pujiku sambil mengedipkan sebelah mata.  

“Enak aja!. Emang gua binal?” kata Ardo.

“Pantat kamu keras, goyanganmu hot, dan lobang kamu enak dientot” jawabku

Dalam waktu lima menit, kontolku langsung nganceng lagi, lalu dengan jahil aku meraba raba pantat kokoh Ardo.

Ardo kaget: ”Bobby jangan!, apa apaan sih?, aaagh... aaagh.... Bobby!” serunya.

Tapi malam itu dengan gampangnya aku menindih Ardo, menjarah tubuh telanjangnya dan sepanjang malam itu aku kentoti dia lagi untuk kedua kalinya.

Ahh… cowok straight emang enak buat dientot!.

Entah apa yang berkembang di pikiran para tetangga di tempat kost, tentu mereka sudah terbiasa mendengar lenguhan-lenguhan Ardo, rintihan dan erangan Ardo saat kudera dia dengan sejuta kenikmatan.