Sumber : http://ceritapanaslelaki.blogspot.com
PROLOG
BOBBY
tinggal di sebuah kost di daerah Mampang. Bobby tergolong pemuda yang suka
dandan. Dia selalu tampil rapi dan wangi. Di kamar kostnya ada meja rias dengan
berbagai pernak pernik perawatan tubuh dan wajah. Mulai dari pembersih muka,
pelembab, lipbalm sampai beberapa jenis bedak. BOBBY juga punya krim wajah,
body lotion dan beberapa parfum.
Sejak kecil
BOBBY senang bercermin dan bersolek. Dia lahir sebagai anak bungsu dari empat
bersaudara. Ketiga kakaknya adalah perempuan dan selisih usia mereka
masing-masing dua tahun. Dalam bermain, Bobby kecil lebih sering bergabung
dengan anak-anak perempuan dengan boneka atau bola bekel. Permainan anak
laki-laki seperti layangan dan sepak bola tidak disukainya. Tak heran,
Bobby yang kini berusia 22 tahun dan bekerja sebagai penjaga counter di sebuah
toko pakaian, tampil gemulai dan agak feminin.
Bobby
berkulit mulus. Wajahnya pun cute, cakep. Banyak wanita yang sempat
menyukainya, namun kemudian mereka maklum setelah terlibat pembicaraan
dengannya yang menyadarkan mereka bahwa Bobby adalah.pecinta sesama jenis.
Hidungnya
mancung dan bibirnya merah dengan alis tebal. Kulitnya yang putih membuatnya
dia lebih menonjol. Tubuhnya langsing.dan ramping. Meski tetap ingin jadi
lelaki, tapi penampilan dan sikapnya yang agak feminin, membuat orang langsung
mencap Bobby ke-wanita2-an. Banyak yang berpendapat Bobby seperti perancang
mode yang gemulai seperti penari itu.
Di tempat
kost Bobbya ada
seorang penghuni baru, seorang laki-laki bernama ARDO yang berumur 27 tahun. ARDO baru pindah ke tempat kost itu 2 bulan yang lalu dan dia bekerja sebagai instruktur Fitness di Warung Buncit.
seorang penghuni baru, seorang laki-laki bernama ARDO yang berumur 27 tahun. ARDO baru pindah ke tempat kost itu 2 bulan yang lalu dan dia bekerja sebagai instruktur Fitness di Warung Buncit.
Sebelum
pindah kost di Mampang, tadinya Ardo, indekost di daerah TEBET, tinggal sekamar
dengan BAMBANG, teman kerjanya, seorang instruktur yang sama2 kerja di
tempat Fitness Centre. Bambang dan Ardo sepertinya cocok jadi teman
sekamar karena mereka kerja bersama, juga sama2 doyan dugem dan menenggak
minuman beralkohol sampai mabuk.
ARDO
mempunyai semua kualitas laki-laki yang ideal: badan atletis, kekar, berkulit
gelap kecoklatan, tegas dan tampangnya juga lumayan ganteng. Penampilannya
macho dan ‘cowok banget’.
Kalau sedang
di tempat kostnya, Ardo suka bertelanjang-dada, mengenakan celana blue-jeans
dengan bagian bawah celananya yg digulung, amat sexy!. Bulu kakinya lebat,
tampak jelas. Otot-dadanya menonjol ke depan berhiaskan sepasang puting
tetek yang keras dan melenting. Amat menggoda iman lelaki yang suka pada sesama
sejenis.
Perutnya
rata dan yang membentuk otot otot six-packs. Bulu perutnya yang tumbuh
menghitam di bawah pusarnya, membuat orang menduga bahwa bulu-perutnya itu
"menjalar" ke bawah dan "bergabung" dengan hamparan
jembutnya.
Lengan Ardo
besar dan kekar dan apabila dia mengangkat tangannya ke atas maka tampaklah
bulu ketek yang lebat dan terkesan sexy dan jantan!.
Pada umur 27
tahun, Ardo belum terfikir menikah karena masih harus membantu ekonomi orang
tua dan uang sekolah adik2nya di kampung. Para gadis2 yang menyukainya, hanya
dianggap sebagai pacar biasa, sehingga Ardo sering dianggap sebagai pemuda
playboy yang suka mempermainkan wanita.
Yang hebat!,
dibalik tubuhnya yang kekar, Ardo juga ternyata memiliki kelebihan istimewa
yang jarang dimiliki oleh rata-rata LELAKI lainnya karena dia beruntung punya
seperangkat alat kelamin FANTASIS berukuran super XL (extra large), amat
BESAAAR dan PANJAAANG. Karena itulah teman2nya sering menjuluki dia: ARDO
BOTOL” (atau Ardo dengan KONTOL segede BOTOL)
Sejak awal
Bobby s naksir pada Ardo dan sering mendambakan kejantanan Ardo yang maskulin
dan cowok banget, tapi Bobby sengaja tidak pernah menunjukan rasa sukanya
secara terang2an karena Bobby sadar Ardo adalah cowok STRAIGHT.
Ardo
sebenarnya BENCI dan tidak menyukai lelaki Gay, juga para cowok yang gemulai
dan lemah lembut, apalagi lelaki yang berpenampilan sebagai perempuan atau
waria.
Ardo tau
persis Bobby adalah seorang Gay, tapi mungkin tubuh ramping dan sikap yang
feminin membuat Bobby terlihat LEMAH secara fisik sehingga Ardo merasa DIATAS
ANGIN dan berani berhadapan dengan Bobby.
Mungkin
karena Bobby luwes dan pandai bergaul, lama2 sikap Ardo mencair dan dia mulai
mau berteman dengan Bobby. Bahkan lama2 pertemanan mereka jadi semakin akrab,
dan diam2 Ardo sering main ke kamar Bobby untuk sekedar nonton video atau
bermain game.
Tapi hal itu
Ardo lakukan secara sembunyi2 karena Ardo paranoid dan takut kalau teman2 kost
mengetahui dia berteman dengan Bobby yang Gay.
CERITA BOBBY
Aku mulai
mengenal hubungan seksual sejenis sejak kelas 3 di SMP dan sejak itu aku sering
bercinta dengan sesama lelaki.
Aku memang
sudah menerima kodratku sebagai Gay dan tidak menyembunyikan fakta itu dari
teman temanku. Hanya orang tuaku di kampong yang tidak tahu kecenderungan
seksualku, atau mungkin mereka tidak mengerti, atau mereka mungkin sudah
berpasrah bahwa anak lelakinya adalah seorang Gay.
Dengan
kelebihan penampilan wajahku yang kata orang cakep dan cute, aku disukai oleh
para lelaki Gay. Tapi karena badanku ramping seperti cewek dan perilaku aku
dianggap orang seperti cowok kemayu, pada saat bercinta, akhirnya aku lebih
sering harus mengalah untuk berperan sebagai pihak BOTTOM.
Lama2 aku
terbiasa disodomi pada lubang anal oleh sesama lelaki, dan akhirnya aku
menikmati jadi pihak lemah yang dikuasai laki laki Top dan semakin doyan kontol
cowok.
Minggu siang
itu kulihat dari jendela kamar kost, Ardo sedang mencuci motor. Dia
bertelanjang dada hanya memakai celana jeans. Lengannya yang besar dan kekar
itu jadi tampak nyata. Kulitnya coklat menonjolkan penampilannya sebagai cowok
jantan yang macho.
Suatu kali
Ardo mengangkat tangannya ke atas untuk mengambil sesuatu, tampaklah sebaris
bulu-ketek yang tumbuh memanjang di tengah ketiaknya!. Indah dan sexy!. Aku
amat suka melihat Ardo.Terkesan jantan! Apalagi wajah Ardo terlihat
Ganteng, tubuhnya atletis dan lengan-atasnya kekar. Ahh, terbayang kalau ketek
Ardo kujilati dengan lidahku, pasti terasa asin.
Aku terus
asyik memperhatikan Ardo yang telah selesai mencuci motor dan .....agh!, Ardo
yang bertelanjang dada. Otot dadanya menojnol ke depan, puting susunya ketat,
tegang, dan melenting.Amat menggoda imanku!.
Perutnya
rata berhiaskan tonjolan otot yang membentuk six-packs dan di bawah pusarnya
tampak tumbuh bulu-perut-nya yang sexy dan membikin aku bergidik karena
terangsang!.
Yang paling
merangsang adalah tonjolan yang mengeglembung dibalik celana Ardo. Aku denger
konon Ardo punya alat kelamin yang ukurannya gede dan panjang sampai teman2 dia
kasih jululakn: “ARDO BOTOL” (atau Ardo dengan KONTOL segede BOTOL) . Hufft.
Jadi penasaran
Aku
BERTEKAD, suatu hari aku akan mencari SIASAT untuk bisa bercinta dan merasakan
kejantanan Ardo yang gagah dan cowok banget itu!.
Aku memang
naksir pada Ardo yang macho dan cowok banget, apalagi pada umur 27 tahun, Ardo
5 tahun lebih tua, bisa kuanggap seperti ABANG/kakak yang bisa melindungi aku
. Dan karena merasa tidak terancam oleh sikapku yang feminin dan badanku
yang ramping, ARDO, suka cuek dan membiarkan aku ber-manja2 kepada dia.
Mungkin
karena Ardo adalah cowok straight yang normal, maka dia tidak merasa
kemanjaanku kepadanya sebagai ancaman, walaupun aku sering tak kuasa menahan
nafsu-berahi berdekatan dengan Ardo.
Kadang aku
pura-pura bercanda dan memeluk dari belakang tubuh Ardo yang basah bercucuran
keringat. Ardo hanya BERGIDIK karena geli dan RISIH merasakan kehangatan
tubuhku, lalu Ardo mencoba melepaskan pelukanku.
Ardo tak
pernah protes walaupun aku kadang iseng meng-usap punggungnya atau
memegang-megang rambut di tengkuknya - yang tebal dan terasa 'enak' jika aku
raba-raba. Tapi biar aku kadang keterlaluan seperti itu Ardo tidak marah.
Paling-paling
dia hanya bilang:
"Awas,
jangan macam2", kemudian Ardo menepiskan tanganku.
Satu2nya
kekurangan Ardo adalah dia masih doyan dugem dan suka menenggak minuman keras.
Kalau sedang mabuk, Ardo bisa tidur kayak orang pingssan!. Dia tidak akan
terbangun biar ada bom meledak didekatnya.
Tapi siapa
sangka, bahwa kebiasaan Ardo yang suka rmabuk minuman keras itu ternyata pada
akhirnya merupakan keuntungan yang amat luar biasa bagiku!!.
Dalam
perjalanan setelah kerja malam itu, aku sengaja membeli Nasi Goreng Babat untuk
kubawa pulang. Baru selesai menyantap nasi goreng kesukaanku, mendadak Ardo
masuk kamar kost, katanya mau numpang nonton dvd yang dipinjam dari
temennya. TV di kamar kostku memang berukuran lebih besar sehingga lebih
asik untuk nonton DVD.
Melihat
gelagatnya, terlihat jelas bahwa Ardo sedang MABUK karena habis minum-minum.
Nafasnya berbau alkohol, jalannya agak sempoyongan dan bicaranya agak ngelantur
kesana kemari. Dan itu terbukti ketika film di DVD baru main setengahnya,
ternyata Ardo jatuh tertidur didepan TV. Dia tidur dengan begitu pulasnya
sampai terdengar suara dengkurannya.
Bukan
pertama kali Ardo main di kamar kostku atau nonton DVD, tapi itulah pertama
kalinya dia ketiduran dalam keadaan mabuk seperti itu.
Awalnya aku
membiarkan Ardo, tapi berada di kamar tertutup berdua dengan cowok impianku
yang sedang tidur pulas karena mabuk membuat pikiran dan hasratku tergoda.
Posisi tidur
Ardo telentang dan Ardo hanya memakai celana pendek gombor yang tipis. Bagian
bawah celana pendek ini tersingkap, sehingga nampak jelas bulu-bulu lebat di
kaki dan paha putih Ardo. Bahkan sekilas nampak jika Ardo tidak memakai celana
dalam.
Aku berusaha
mengintip di sela-sela celana boxer yang gombor itu, nampak kemaluan Ardo
terkulai dengan rambut hitam halus kecoklat-coklatan lebat sekali di pangkal.
Rambut ini nampak jelas merata dan meyambung ke perut hingga ke dada Ardo yang
berotot ini. Apalagi kaos singlet yang dikenakan Ardo, tersingkap bagian
perutnya.
Dada Ardo
yang cukup gempal dan padat itu terlihat jelas disela-sela kaos singletnya.
Lama aku mengagumi tubuh dan kulit Ardo yang bersih, dengan bulu-bulu halus
yang cukup lebat hampir disekujur bagian tubuhnya.
Karena
terangsang oleh pemandangan itu, aku nekat dan tanganku mulai gerilya di
TONJOLAN celana Ardo. Kemudian dengan sangat hati hati dan perlahan-lahan aku
menarik kebawah celana boxer Ardo yg gombor.
Degh!, aku terhenyak kaget!. Aku benar benar
terkesima karena sama sekali tidak menduga!, dibalik celana itu ternyata Ardo
menyembunyikan seperangkat peralatan kelamin yang sungguh sungguh amat
dahsyat!.
Ukurannya sangat besaaar dan amat panjaaaang, jauh
lebih besar dibanding ukuran kemaluan lelaki kebanyakan, lebih besar dibanding
punya cowok cowok bule yang kulihat di VCD porno. Baru aku mengerti
kenapa teman2nya kasih julukan ”Ardo Botol” (Ardo dengan kontol segede botol).
Apakah ukuran kelamin sebesar itu merupakan suatu kelainan?.
Ukuran yang
amat Fantastis!!, amat besar dan panjaaaang dengan banyak urat dan sunatan yang
tidak rapi, sehingga masih ada sisa sisa potongan kulit.
Perlahan-lahan
kedua kaki Ardo kugeser melebar, sehingga kedua pahanya terpentang. Dengan
hati-hati aku naik ke atas tempat tidur dan berjongkok di atas Ardo.
Aku dengan
perlahan menggenggam kontol Ardo. Kuremas pelan dan mulai kugesek gesek. Dan
ternyata kontol Ardo menunjukkan reaksinya, perlahan secara pasti kontol itu
berdenyut denyut dan mulai mengeras secara penuh.
Meski
tertidur, kontol Ardo bisa tegang dan ereksi. Nampak urat-urat di sekujur
batang kontol itu. Bekas sunatan nampak jelas dan nampak ada sisa kulup yang
tersisa. Mungkin cara sunatan desa, sehingga sisa potongan kulup masih nampak
dan ada bergelambir. Namun justru itu kulihat sangat seksi dan menggairahkan.
Karena tidak
kuasa menahan gelora yang terus berdebur di dadaku jika hanya meremas dan
mengocok kontol Ardo. Kuberanikan diri mendekatkan mulut dan lidahku menjulur
menjilati ujung kontol Ardo. Kusentuh batang kontol berurat itu dengan ujung
lidahku. Lalu segera kukulum kepala kontol Ardo di dalam mulutku.
Kurasakan
kenyalnya kepala kontol itu, dan secara reflek lidahku pun menari nari dan
menerobos ujung lubang keluarnya kencing. Kuputar putar ujung lidahku di mulut
tempat keluarnya kencing itu. Kemudian aku memompa dengan mulutku. Dan
secara alamiah, bokong Ardo bergerak seperti maju mundur, seolah oleh
memastikan kontolnya supaya terus berada dalam kulumanku dan masuk lebih dalam
ke mulutku.
Kini aku
lebih leluasa bermain. Tanganku memegang kontolnya, mulutku menari, lidahku
menari. Kontol yang sangat gede bagiku (baru kali ini aku menjumpai langsung
yang segede ini) aku tegakkan ke perutnya. Kemudian, lidah dan bibirku menyisir
mulai dari bijih pelernya. Melumat-lumat.
Ardo tak sadar
mendesah didalam tidurnya: “‘Oooogghhh….. Uuuughhhh..... dduuhhh
dduuhhh...’,
Mendengar
desahan bibir Ardo ... birahiku sangat membara ...
‘Ooohhh
sungguh kasihan Ardokuuu... engkau kini tengah diserang badai birahi yaa...
engkau kini sedang dilanda kenikmatan yaa... ayyooooo...”
Dalam
mabuknya Ardo mendesah dan meracau tanpa sadar.
‘Hach hach
ooggghhh…. aaahhhhh ...’.
Saat
mendekati “klimaks”, gerakan Ardo yang sedang tidur seperti kesetanan, dia
seperti mendorong batang kontolnya jauh ke dalam mulutku. Aku kesulitan
bernafas.
Dan saat aku
rasakan ujung kontolnya tepat menyentuh gerbang kerongkonganku,
mendadak.. CROOOTTT…. CROOOOTTT… CRRROOTTTTT…. Siraman hangat
panas air mani Ardo menyemprot-nyemprot dengan deras memasuki mulutku sampai
teminum semuanya..
....aaaAAARRRRGGGHHHH...!!!!"
Bagaikan air bah, pejuhnya menerjang masuk dan turun
ke kerongkonganku.
Rasanya asin dan aneh. Aku tak pernah mencicipi apapun
dengan rasa aneh seperti itu. Tapi biarpun aneh, menurutku rasanya lumayan
enak.
Begitu semuanya usai, aku melepaskan kontol Ardo.
Mendadak, aku merasakan kepalaku ditepis dengan
kassar!.
Aduh!!!, Ardo terbangun!.
“Hey, homo ssjhsiialhan, nggahhpppaiiihhnn hah…?.
Jangkhan khurhhaang ajharrr lho!!”. Ardo membentak dengan kata2
yang tak jelas
Ternyata Ardo menggigau setengah sadar, tapi aku tetap
menjauh dan menyadari kesalahanku karena telah lancang mengganggu seorang
lelaki straight yang normal,
“Dwassrrar hommmoooo!, kephalaa gwue puussusing
taawwuuuu!!!“ katanya sambil meneruskan tidur pulasnya.
Besoknya aku
bangun terlambat dan kulihat Ardo sudah tidak ada di kamarku. Oh, ya, aku ingat
Ardo memang selalu berangkat kerja lebih pagi.
Aku tidak
tahu apakah Ardo sadar atau tidak dengan kekurang ajaranku terhadap dirinya
tadi malam. Yang jelas, Ardo mungkin bingung bangun tadi pagi dengan celana
melorot ke bawah dan ada sisa sisa bekas air mani yang mengering di batang
kontolnya.
Mudah2an
Ardo tidak sadar kejadian tadi malam.
Sejak
berhasil ngisep kontol Ardo, aku jadi tergila gila pada Ardo. Bagaimana
tidak?, aku telah minum benih benih air mani kejantanan dirinya. Setiap
waktu yang terfikirkan adalah wajah ganteng Ardo, tubuhnya yang kekar dan
kedahsyatan ukuran kontolnya!.
Tapi siapa
sangka dewi fortuna ternyata berpihak kepadaku!!.
Begini
ceritanya:
Malam minggu
itu aku tidak pergi ke-mana2, tiduran saja di kamar kost sambil nonton film di
TransTV.
Sekitar jam
11 malam, mendadak kudengar ketukan pelan dan saat kubuka pintu, terlihat ARDO
berdua dengan temannya, BAMBANG. Mereka berdiri limbung dengan mata merah:
“Kunci kamar
gua ketinggalan, gua boleh nginep disini ya??” kata Ardo.
Dari mulut
dia tercium bau alkohol, pertanda habis minum-minum.
Kusuruh Ardo
dan Bambang masuk kamar.
Bambang
langsung naik dan berbaring di atas kasur. Tapi saat Ardo menuju ke kamar
mandi, kulihat dia berjalan sempoyongan sehingga aku membantu memapah Ardo,
lalu dia membuka ritsleting celananya untuk kencing.
Setelah
kencing, dengan cuek Ardo melepas baju serta celananya dan langsung berbaring
di karpet yg kugelar di lantai. Ardo tidur bertelanjang dada, hanya memakai
KAIN SARUNG yang dia belitkan dipinggangnya.
Karena mabuk
akibat minuman beralkohol, Bambang terlihat sudah tidur pulas.
Tidak berapa
lama terdengar Ardo juga mendengkur, pertanda dia juga tidur pulas. sehingga
akupun segera menyusul dan berbaring disamping Ardo, sama2 hanya berbelitkan
kain sarung
Tengah
malam, aku terbangun dan merasakan kehangatan... Tersentak aku ketika menyadari
bahwa aku sedang memeluk Ardo yang sedang tertidur pulas. Jadi posisi aku
memeluknya dari belakang dimana aku bisa melihat punggungnya yang kekar serta
menciumi aroma tubuh dan rambutnya ...
Sungguh aku
tidak menyangka bisa tidur lagi sambil memeluk lelaki jantan ini.
Sementara
itu kulihat Bambang juga tidur mendengkur di atas kasur.
Karena udara
dingin dan karena aku tahu Ardo sedang dalam keadaan setengah sadar akibat
mabuk. aku pura-pura mau menghangatkan badan dan aku memberanikan diri memeluk
lagi tubuh Ardo
Aku pura
pura berbisik: "Dingin banget nih".
Ardo hanya
mengigau tak jelas dan seperti biasa dia membiarkan saja aku memeluki tubuhnya
seperti itu. Atau bisa juga dia sama sekali TIDAK MENYADARI pelukanku.
Berbaring
sambil merangkul lelaki pujaanku yang tampan dan begitu gagah membuatku
terrangsang. Ketika Ardo berbalik hingga terlentang, aku nekad mencoba mencium
bibirnya. Tapi dalam tidurnya, Ardo mengelak, hingga akhirnya aku hanya mencium
lehernya dan Ardo tampak bergidik dan menggeliat.
Saking
gemasnya, akupun menindihi tubuh Ardo, seperti adegan lelaki sedang menindih
perempuan dalam film erotis, lalu aku menempelkan dan menggesekkan kontolku ke
paha Ardo yang hanya terbungkus kain sarung. Ternyata Ardo diam saja dan terus
tidur dengan pulasnya
Ini memang
baru pertama kali kulihat mabuk sampai separah gini. Yang kemarin kemarin
rasanya Ardo tidak sampai pingsan seperti ini.
Separah
itukah Ardo mabuk?.
Atau dia
begitu toleran kepadaku, karena aku temannya?.
Atau Ardo
kasihan kepadaku?.
Terus
terang, aku serem juga karena di kamar itu ada Bambang.
Tapi
mabuknya Ardo membuat aku semakin berani dan semakin nekat!.
Dengan
sangat berhati hati, aku menyingkapkan kain sarung Ardo lalu melihat paha dan
bongkahan pantatnya yang semok, kokoh dan bulat! Wow – semakin kencang
jantungku berdetak serasa mau lompat! Rasa takut, khawatir, birahi merasakan
sentuhan hangat kulitnya dengan kulitku dan rasa ingin tahu untuk melihat lagi
kontol Ardo membuat Aku mendekatinya dan melongok kearah selangkangan Ardo.
Aku menahan
nafas ketika melihat kontol Ardo yang masih lemas dan memang berukuran gemuk,
berwarna coklat tua dan terlihat berurat disekelilingnya,
Aku ingin
ngisep kontol Ardo seperti malam itu dan minum lagi air mani dia, tapi mendadak
Ardo berbalik tak sadar hingga tubuhnya tengkurap dengan posisi agak menungging
karena perutnya terganjal oleh bantal guling.
Wooowww!!!.
Kini mataku lebih terbelalak lagi. Karena bongkahan pantat Ardo sungguh kokoh,
padat, berotot. Pantat yang putih itu sungguh keras dan kelihatan sangat
berotot dan kenyal. Tak tahan, segera kusentuh dan kuraba kedua bongkahan
pantat kenyal tersebut. Dan sungguh kurasakan kekenyalan pantat yang selama ini
hanya tersembunyi di balik celana Ardo.
Aku menarik
kain sarung Ardo sampai terlepas dan perlahan-lahan tanganku meremas remas pada
belahan bongkahan pantat Ardo untuk merasakan keperkasaan dan kekokohan otot
ototnya yang keras dan sangat merangsang.
Aku bahkan
semakin nekat. Kubentangkan kedua paha Ardo dan kubelah bongkahannya seperti
membelah durian untuk melihat bibir lubang pantatnya.
Uhhh, pada
saat itu lah aku tahu bahwa lubang anus Ardo "mulus"!. Warnanya
kemerahan [agak merah muda],seperti anus bayi. Aku melihat ada rambut atau bulu
di lobang pantat sekitar bool Ardo.
Lubang bool
Ardo terkesan bagus, mulus dan juga sempit!. Pantat yang kokoh milik
cowok STRAIGHT seperti Ardo pastinya tidak pernah disodomi dan disodok kontol.
Aku
sepenuhnya sadar bahwa Ardo adalah laki laki sejati straight yang normal. Dan
biarpun nafsu birahiku sedang bergolak dengan liar, aku tidak berkeinginan
mensodomi Ardo walaupun dia dalam keadaan tak berdaya karena mabuk.
Lagipula
sebagai Gay berpenampilan lemah lembut, selama ini aku hampir selalu harus
mengalah sebagai Bottom yang harus mau disodomi sebagai pelampiasan nafsu para
lelaki Top.
Seandainyapun
aku lancang mensodomi Ardo pada saat dia tidak sadar, terbayang betapa marah
nantinya dia kepadaku??. Bisa2 dia menggorok leherku dan membunuh aku untuk
membalaskan dendam kesumatnya.
Tapi ketidak
berdayaan Ardo yang gagah perkasa, aku penasaran setidaknya ingin menggesek2
kontolku dilipatan kedua pahanya, sekedar untuk melampiaskan fantasiku saja..
Sekilas,
kuarahkan pandanganku kearah Bambang diatas kasur.
Ternyata dia
masih terus tidur pulas dalam keadaan mabuk.
Aku
mengambil gel pelicin yang selalu tersedia di kamarku. Lalu aku mengambil
posisi dan berlutut di atas tubuh Ardo. Kedua lututku melebar di samping
pinggul Ardo dan kuatur sedemikian rupa supaya tidak menyentuh pinggul Ardo.
Kulumuri
bagian kepala kontol dengan jelly pelicin dan ke seluruh batang kontolku. Ada
sensasi dan rasa nikmat yang hebat saat kulumuri batang kontolku ini.
Perlahan-lahan
batang kontol kutempelkan diantara kedua belahan pahanya. Gel pelicin yang
berlumuran terasa licin dan basah, sehingga secara perlahan mulai kuselipkan
batang kontolku pada jepitan paha Ardo.
Terdengar
suara perlahan dari mulut Ardo dan terasa badannya agak mengeliat, tapi matanya
tetap tertutup.
Sadarkan
Ardo?.
Apakah dia
benar2 mabuk parah?.
Atau dia
sengaja mengundangku untuk berbuat lebih jauh??.
Sekali lagi
aku melihat ke arah Bambang masih tidur dengan pulasnya.
Lalu aku
mulai menggerakkan batang kontolku diantara kedua paha Ardo dengan gerakan
menggesek gesek… dan otomatis, gel pelicin itu pun akhirnya berlumuran
membasahi daerah sekitar lubang anus Ardo.
Sungguh!.
Tadinya aku hanya menggesek-gesk pada paha Ardo saja.
Tidak lebih!!.
Aku tidak
berniat melakukan anal seks atau mensodomi Ardo….
Aku tidak
berani!.
Bisa dibunuh
aku!.
Aku hanya
ingin berfantaasi menggesek gesek kontolku pada jepitan paha Ardo.
Sama sekali
tidak pengen melakukan lebih dari itu.
Maka aku
terus menggesek gesekan batangku diantara kedua paha Ardo,
Tapi…..
OOOOHHHH…..
Tanpa
kusengaja.. ujung kepala kontolku terpeleset menempel tepat pada bibir anus
Ardo dan sekarang kepala kontolku terselip sedikit di antara celah lubang anus
Ardo!!.
Tak
sengaja!!.
Tapi aku
bimbang!.
Mumpung Ardo
lagi mabok, mumpung ujung kontolku terlanjur menyelip di bibir anusnya, gimana
kalau aku coba masukan batang kontolku??
Berani?
Enggak?
Masukin?
Jangan?
Aku
bimbang!.
Dengan ujung
kepala kontol yang sudah terselip di celah lubang anus Ardo yang licin
berlumuran gel pelicin, pastinya bakal mudah kalau kuteruskan niat jahatku.
"Bodoh amat!", pikirku,
"Mau teriak kek, mau ditampar kek, urusannya
belakangan. Aku penasaran!!".
Ternyata
godaan setan menang!.
Aku jadi tak
perduli kalau Ardo adalah cowok straight yang normal.
Aku tak
peduli biarpun nantinya dia marah atau membunuhku, yang penting rasa penasaran
ini bisa kulampiaskan!.
Gila!!.
Aku nekad!!.
Perlahan-lahan
tapi pasti kutekan pinggulku ke bawah, sehingga kepala kontolku mulai menerobos
sedikit-demi-sedikit ke dalam lubang anus Ardo. Kelihatan sepintas kedua paha
Ardo seperti bergerak membuka, seakan-akan berusaha menampung desakan kontolku.
Mendadak
badan Ardo menggeliat!!!.
Tubuhnya
bergetar dan seakan berontak dan mau berbalik sehingga aku kehilangan
keseimbangan!.
Karena
gerakan Ardo yang tiba-tiba itu, otomatis posisi berat badanku tidak dapat
kujaga lagi, dan akibatnya seluruh berat pantatku langsung menekan ke bawah,
sehingga tidak dapat dicegah lagi penisku terdorong menerobos ke dalam lubang
anus Ardo!.
Gel pelicin
yang berlumuran melicinkan saluran anus Ardo sehingga otomatis batang kontolku
melesak masuk dengan mudah dan tertanam sampai amblas!.
Badan Ardo
tersentak kaget ke atas dan kedua pahanya seperti dirapatkan. Antara sadar dan
tidak Ardo seperti menoleh kebingungan. Mulutnya terbuka seakan-akan siap untuk
berteriak. Tangannya berontak untuk mendorong dan menolak tubuhku yang menindih
dari atas. Dari mulutnya keluar suara erangan.
”Aauuhhmm..
aauuhhmm.. hhmm..!” desahnya
tidak jelas.
Dalam
keadaan setengah pingsan, badan Ardo mengeliat-geliat dengan hebat. Kelihatan
Ardo sangat kesakitan akibat tikaman penisku yang menerobos masuk ke dalam
lubang anusnya dengan tiba-tiba.
Ooooggghhhhh!!!!... terdengar Ardo menggeram kesakitan dan dia berontak,
tapi aku segera membekap mulutnya supaya tidak bersuara.
Kalau dalam
keadaan sadar, sudah pasti Ardo dengan mudah melawan dan berontak, tapi malam
ini Ardo sedang mabuk se-parah parahnya.
Tubuhnya
lemas.
Tenaganya
lemah.
Kesadarannya
hilang.
Seberapa
hebatpun pemberontakan dia, malam itu Ardo hanya seonggok daging yang lemas tak
bertenaga. Perlawanan tubuhnya tak lebih hanya sekedar menggeliat
geliat tanpa tenaga.
Kulirik lagi
ke arah Bambang yang pura2 tertidur.
Aku yakin
dia pasti melihat bagaimana Ardo sedang disodomi oleh aku tapi dia diam saja dan
terus pura2 tidur pulas.
Hal itu membuat aku senang.
Karena itu, ujung kontolku terus terusan kutujukan ke
arah prostat Ardo dan sengaja kugerakan berputar-putar tepat pada daerah
prostat Ardo yang sangat sensitif terhadap rangsangan.
“Nggghhh.. Ngggggggh…. Oooogghhhh!!
Walau
berusia 5 tahun lebih muda, tapi soal permainan seks sejenis, tentu aku lebih
berpengalaman dari Ardo dan sudah belajar dari para lelaki Top yang sering
menggauliku bagaimana caranya menciptakan kenikmatan pada pasangan
Bottom..
Meskipun
Ardo dalam keadaan tidak sadar, akan tetapi reaksi badannya tidak dapat
menyembunyikan perasaan dan kenikmatan yang dia rasakan akibat tusukkan
kontolku. Ardo gemetaran menahan kenikmatan sampai air mata dan air liurnya
keluar
Tiba-tiba tubuh Ardo kejang2 kaku, dan mulutnya
mengerang panjang.
Bersamaan dengan itu, tanpa dapat ditahan, dari lubang
kontolnya tersembur air mani dengan cepat dan deras.
Jrrrooottt….
Jrrooottt.. Jrrooottt……,
Semburan air mani itu sangat kuat dan tanpa kendali
lagi langsung menyemprot nyemprot dan membasahi kasur dan perut Ardo.
Sementara
itu kontolku terasa semakin membengkak, dan gerakan-gerakan serta tekananku
makin cepat saja. Aku menggigiti bahu dan leher Ardo dengan gemas, membuat cupang-cupang
berwarna merah, menandai tubuh Ardo sebagai hak milikku!.
Aku
mengerang erang rintih kenikmatan. Aku kehilangan kontrol.
"Oh,
ya.. Rasanya enak sekali.. Aaaah, enak sekali mengawini Ardo... Ya, ya....
kekasihku.. Oooh. Kamu milikku, Aku setubuhi kamu terus.. Oooh, aku ingin
menghamili kamu Ardooo.. Menghamili kamuuuuhhh!"
Dan
bersamaan dengan itu:
"Crett..!,
Crett..!, Crett..!",
Tanpa
tertahan air maniku yang panaaasss memancar kedalam lubang pantat Ardo disertai
puncak kenikmatan seks yang amat dahsyat!.,. Tubuhku berkelojotan seperti
seekor ikan yang sekarat
"...aaggghhhohh!!!
Hhooggghh!!! Hhhooggghh!!!! Hhhhooggghhh!!!"
Pejuh
kutembakkan sembarangan di dalam anus Ardo, membanjiri perutnya dan membakar
tubuhnya. Terasa cairan panassss dan kental yang menyemprot keluar dari batang
kontolku, dan keluar...!!, keluar...!!, dan terus menyembur keluar tanpa
henti...!!!, rasanya lebih panasss dan lebih kental dari cairan apapun di bumi
ini.
Pejuh yang
kusemburkan seolah olah seperti menghujam Ardo dengan benih benih keturunanku
kedalam rahim Ardo.
Andai pria
bisa hamil, Ardo juga mungkin sudah hamil sekarang!.
5 menit
kemudian, setelah nafasku mulai kembali normal, aku mencabut alat
kelaminku....... lendir pejuh dan air maniku sebagian menetes keluar membasahi
pantatnya dan jatuh ke atas seprei, bercampur warna merah, darah keperawanan
Ardo...!. Wow!.
Saat aku
melirik Ardo dengan kontol yang sudah terkulai lemas. Hey.., itukan pejuh?
Oowww rupanya aku mengentoti Ardo, ternyata dia juga terrangsang hebat sehingga
dia pejuhnya muncrat dengan sendirinya tanpa kusentuh sehingga pejuhnya
berceceran di perutnya.
Hehehe – aku
ketawa didalam hati karena tadi aku memang mengentotinya cukup lama, 20
menitan! Ternyata doyan juga Ardo ini.
Gila!, menaklukkan dan memerawani cowok straight
ternyata benar2 menguras tenagaku, sehingga tanpa kusadari aku langsung
tertidur pulas dan melupakan Ardo yg masih tergolek telanjang bulat bagai
prajurit yg telah dikalahkan
Aaahhh..,
ARDO-ku… Pejantan-ku…. Bottom-ku…!!.
Pagi itu aku
terbangun dan ternyata Ardo dan Bambang sudah tidak ada di kamar. Mestinya
mereka sudah berangkat kerja tadi pagi, seperti biasa.
Tiba2 timbul
perasaan sesal.
Aku
menyesal...!.
Aku tak
percaya telah mensodomi seorang lelaki normal pada saat dia sedang tidak
sadarkan diri karena mabuk.
Aku
memejamkan mata dan mengatur nafas sambil merenungkan dalam-dalam kegilaan yang
tadi malam aku lakukan terhadap seorang laki laki straight.
Mendadak aku
muak dengan diriku sendiri karena telah menghianati persahabatanku dengan
Ardo.
Apakah Ardo
mengetahui apa yang terjadi tadi malam??.
Apakah Ardo
menyadari kekurang ajaranku yang lancang mensodomi dia??.
Apakah Ardo
dendam karena harga dirinya telah direndahkan??
Sepanjang
hari aku terus menerus melamun dengan perasaan gundah dan gelisah karena merasa
bersalah, menyesal dan merasa takut…!.
Ya, aku jadi
sangat ketakutan!.
Aku takut
Ardo marah dan membalas sakit hatinya dengan kekerasan
Terlintas
kemudian wajah kedua orang tuaku yang akan kehilangan aku seandainya Ardo
menggorok leherku dan membunuhku, atau melaporkan aku kepada polisi.
Yaa Tuhan
apa yang akan terjadi kalau Ardo membunuhku atau memasukkan aku ke penjara?.
Di satu
pihak aku menyesali perbuatanku. Tapi di lain pihak aku juga bangga dan
menikmati kemenanganku karena jadi orang pertama yang berhasil dan mampu
merengut keperawanan Ardo
Terus
terang, aku tak tahu apa yang harus kulakukan.
Aku bingung.
Tapi
kupikur, apapun yang terjadi aku harus bersiap menghadapi segala resikonya.
Ardo mau
marah.
Ardo mau
menghajarku habis2an
Ardo mau
melaporkan aku pada polisi.
AKU PASRAH!.
Semua memang
salahku!. Itu resiko yang harus kutanggung!.
Entah kebetulan atau bagaimana, tapi setelah kejadian
itu Ardo seperti menghindariku. Kadang dia
pulang larut malam setelah aku tidur atau dia berangkat pagi hari sebelum aku
bangun. Kadang aku berangkat agak pagi, tapi kulihat pintu kamar Ardo masih
terkunci rapat.
Pernah beberapa kali aku datang dan mengetuk pintu
kamar Ardo sekedar berpura2 meminjam majalah atau mengembalikan DVD atau
mengantar makanan yang kubeli, tapi Ardo seperti ”menjaga jarak”
Apakah Ardo menghindari aku?
Apakah aku akan pernah kehilangan dia.?
Terus terang, aku sangat ingin memeluknya lagi namun
apa daya aku belum punya kesempatan untuk menyapa dia lagi.. Saat ini aku hanya bisa
mengenang semua yang pernah aku lakukan terhadap Ardo.
Di satu pihak aku memendam kerinduan pada Ardo dan
ingin mencintai dia seumur hidupku, tapi di lain pihak aku juga tidak mungkin
memaksa seorang laki-laki
normal untuk menjalani kehidupan sejenis bersamaku.
Ooooh, Ardo.
Malam itu
aku pulang kerja agak larut dan ketika sampai di tempat kost, kulihat pintu
kamar Ardo agak terbuka. Ketika kulongok ke dalam, ternyata Ardo sudah keburu
tidur. Televisi masih hidup dan lampu masih menyala terang. Majalah dan DVD
berserakan di lantai.
Entah kenapa, melihat Ardo tidur dengan begitu
pulasnya aku tergerak untuk menemani dia barang sebentar sehingga aku segera menutup pintu lalu dengan mengendap kudekati
Ardo dan aku ikut berbaring disampingnya.
Sejenak kupandangi wajah tampan Ardo. Ada rasa haru,
sedih, bahagia dan entah apalagi yang aku rasakan saat itu karena biar
bagaimanapun dia lah satu-satunya
lelaki straight yang pernah kusodomi dan kurengut keperawanannya.
Bukankah itu peristiwa langka yang luar biasa?.
Apalagi ini ada Ardo, cowok pujaanku!..
Astaga!, perasaan apa lagi ini?.
Aku bimbang.
Aku ragu.
Untuk sedetik aku merasa takut!.
Tapi
akhirnya, nafsu birahi mengalahkan akal sehatku.
Hasratku
timbul tak terkendali dan nafsuku mulai bergelora lagi!.
Malam itu
aku kembali merangkul Ardo kedalam dekapanku, menyentuhnya dan mengecup
bibirnya dengan sangat lembut sambil kupegang dagunya dengan ujung jariku. Aku lumat
bibirnya dan kunikmati mulutnya dengan ciumanku. Ardo memejamkan kedua matanya
walau bibirnya agak terbuka sedikit.
Ardo
terdengar perlahan mendesahkan nafas yang mulai memberat.
Aku tidak
tahu apakah desahan itu pertanda penolakan atau karena Ardo terangsang?
Atau mungkin
betul Ardo tidur pulas, tapi dibawah sadarnya dia mungkin sedang menunggu
reaksiku terhadap dirinya?!.
Mungkinkah
Ardo menginginkan laki laki lagi malam ini?.
Apakah Ardo
menginginkan aku mencumbuinya lagi?.
Menginginkan
sex lagi?,
Menginginkan
kontolku lagi?.
Hatiku takut
tapi sungguh aku juga yakin Ardo menginginkannya!.
Aku tidak
sebodoh itu!. Walau aku berumur 5 tahun lebih muda dari Ardo, tapi aku lebih
berpengalaman menghadapi sesama lelaki, sehingga melihat diamnya sikap Ardo,
aku menduga bahwa Ardo cuma pura pura tidur dan mungkin sedang menunggu
tindakan ku selanjutnya. Hehehehe…..
Akhirnya
dengan tidak sabaran aku rengut celana boxer yang melekat pada tubuh Ardo
sampai dia telanjang bulat dihadapanku. Aku kembali terpana memandang tubuh
jantan dihadapanku itu. Tubuh tinggi berotot milik Ardo. Bulu-bulu bertebaran
di ketiak dan selangkangan Ardo.
Lalu
pandangan mata kuarahkah pada belahan pantat Ardo. Lobang pantat Ardo itu terlihat
masih terkatup rapat, berwarna kemerahan dihiasi bulu2 halus disekelilingnya
Didalam hati
aku terkekeh mengingat lubang pantat Ardo yang sudah berhasil kuperawani dan
kusodok dengan kontolku sampai air maniku tercurah kedalam tubuhnya.
Dan kali
inipun aku bernafsu untuk mengulangi kenikmatan itu.
Aku sangat merindukan dan menginginkan tubuh jantanmu
lagi.
Perlahan aku
membalurkan cream pelicin ke jari jariku dan kusodokkan jari telunjukku ke
dalam lubang ditengah selangkangan Ardo.
Dalam
tidurnya, awalnya Ardo terlihat seperti terkejut dengan aksiku itu, terasa
sekali lubang dubur Ardo langsung menjepit jariku dengan sangat erat,
seakan berusaha untuk menahan suatu benda asing masuk lebih dalam lagi.
“Walau keperawanan sudah kujebol, ternyata masih
sempit banget.” pikirku.
Tidak cukup sampai di situ, aku menggeser sepasang
paha Ardo sampai terbuka lebar lalu salah satu jari tengah kuselipkan ketengah
selangkangan Ardo dan kupaksakan masuk kedalam bibir lobang duburnya yang masih
menutup rapat.
Setelah
beberapa saat kemudian, aku melumasi batang kelaminku dengan cream pelicin lalu
kugeser sepasang paha Ardo sampai selangkangannya terbuka lebar..
Sambil
menatap wajah Ardo yang ganteng, kuangkat kedua kaki Ardo dan kuletakkan diatas
kedua pundakku, kemudian aku tarik pinggulnya ke arahku.
Ardo diam ….
Dihadapanku
kini terpampang celah anus Ardo yang sempit. Lubang anus yang tadi malam
kuhantam dengan gempuran kontolku. Lubang yang pada malam pertama itu memberi
kenikmatan dan kepuasan seksual yang amat luar biasa.
Tekadku
sudah mantap!.
Ah....,
inilah saatnya!, ....ini aku datang Ardo-bagus, ayo bersikap manislah.
Dengan
batang kejantananku yang terhunus aku mendekat :
"...serahkan
seluruh tubuh dan jiwamu untuk kesenanganku dan sebagai bukti kau
menyayangiku".
Aku dorong
pinggulku dan kusodokkan kepala kelaminku untuk masuk ke dalam lubang anus Ardo
itu dengan sekali hentakan keras,
... Blessss!
Blesss! Blesss!,
akhirnya
kepala kemaluanku berhasil menembus masuk kedalam.
“Arghhhh
...!” Ardo berguman agak keras. Tubuh telanjangnya meronta ronta didalam
dekapanku.
“Oghhh ...” Erangku
Gila!. Tak
kusangka aku berhasil lagi memasukan batang kontolku kedalam lubang pantat
Ardo. Keras menjepit dan sangat sempiiiiittt..
Sungguh
beruntung aku malam ini, Tak kusangka semudah ini aku menaklukkan lagi cowok
macho yg straight ini..
Tubuh Ardo
tersentak keras dan tanpa sadar Ardo segera saja menggigit bibirku dengan keras
begitu merasakan sentakan pertama kontolku.
“Arrrrggghhh…”. terdengar Ardo mengerang kesakitan didalam tidurnya!.
MENDADAK
ARDO TERBANGUN DARI TIDURNYA…!!!!
Ardo
memandang bingung ke arahku dengan pandangan mata sayu, tapi sepertinya dia
belum sepenuhnya menyadari apa yang sedang dan akan terjadi.
Ardo baru saja mau membuka mulut untuk mengucapkan
sesuatu, tapi aku segera menaruh telunjukku di bibirnya, semacam kode kalau dia
tidak perlu bicara apa-apa.
Lalu aku meraih kepala Ardo dan mencium
bibirnya.
APA YANG TERJADI KEMUDIAN SUNGGUH DILUAR
DUGAANKU...!!.
Tanpa kusangka, Ardo ternyata membuka bibirnya dan
membiarkan melumat lumat mulutnya dengan ciuman yang panas!.
Wooowwww....!!!!.
Oh, my goodness... jantungku langsung berdebar-debar
seperti mau copot saja.
Dan akupun memejamkan mataku oleh kenikmatan, bukan
hanya lahir, tapi juga bathin.
Akhirnya semua kesempatan itu terbuka luas!!!.
Batang
kelelakianku terhunus keras…, lalu dengan segenap perasaaan.....aku mulai
melakukan gerakan persetubuhan untuk mensodomi Ardo yang tergolek pasrah
dibawah tindihanku.
"Jaaangannnn...,..., aadduuhh... aadduhhhh...., pelan… pelan…Bobbbyyyy!”
Ardo
terlihat panik dan merintih lirih. Badannya menggeliat-geliat dan pantatnya bergerak ke
kiri ke kanan mencoba menghindari tusukan kontolku pada lobang anusnya itu.
meronta
lemah, menahan sakit saat tikaman2ku merobek tubuhnya.
Tidak ada
lagi batas yang menghalangi!, tubuh telanjang Ardo melebur jadi satu kesatuan
yang tak terpisahkan dengan tubuhku dalam kesempurnaan persenggamaan yang
sakral antara dua manusia yang sama sama berjenis laki laki!.
Aku dapat
merasakan ujung kelaminku terjepit dengan sangat erat oleh otot cincin
prostatnya, kelaminku terasa seperti dipijit-pijit dan dibungkus dengan hangat
dan ketat di dalam pantat Ardo.
“Arrrrggghhh…”.
Ardo
melolong lolong dan memohon-mohon agar dirinya tidak digagahi, Tapi tanganku
membekap mulut Ardo supaya tidak bersuara.
Aku bisa
menyadari betapa penderitaan rasa sakit yang akan dan harus Ardo alami saat dia
menerima tonggak kejantanan sesama lelaki mengoyak ngoyak lobang pantatnya
untuk kedua kalinya.
Serius, aku
gak ngerti kenapa Ardo yg straight dan cowok banget itu begitu jinak dan mudah
ditaklukan?.
Sebenarnya
sebagai cowok straight yang punya kontol berukuran gede, Ardo punya peluang
jadi seorang pejantan top yang hebat.
Apa karena
dia tidak tahu cara bercinta kaum gay?.
Apakah dia mengira
bahwa sudah sewajarnya kalau dia jadi pihak yang disodomi oleh cowok Gay kayak
gue?..
Dan…, semua
rasa dan aroma persenggamaan tubuh kami menjadi satu, aku menyukai pemandangan
ini!
“Ardo...
enak Ardo?”. Aku berguman
perlahan
“Urghhh
...!” Ardo
mengerang. “Hahhh ... ”
Tak bisa
menahan nafsuku lagi, semakin cepat aku mengenjoti lobang Ardo dengan kontolku.
Aku
menginginkan Ardo!
Aku ingin
mengentotinya!
“Oooohhhh……
oooohhhhh….. enak sekalliii pantatmu Ardoooo….. enaakkk sekaalliii….” kataku berbisik, karena takut terdengar tetangga
dikamar sebelah
Ardo mulai
mengerang-erang tak karuan, dari mulutnya keluar kata-kata yang tak jelas
bunyinya,
“
….uuugghhh….uuuuggghhhh…..aaahhhh…. …. Aaahhh... aahhhh….. …..”
“Arghhh
... Ardo ...”
Desahku
dibelakang telinganya dengan tetap mengenjot lubangnya
“Hhhhh ...
h”
“Hmmm m m
...”
Tak berapa
lama tubuh telanjang Ardo kejang-kejang dengan amat hebatnya dan dia mengerang
tak terkendali
“Gua
mau keluaaaarrrr ….. ooohhh keluaaaaarrrr ….. ….aaahhh…. aaahhh… aaahhhhh….
aaahhhh……” Ardo
memekik, dia sepertinya tak peduli biarpun para tetangga mendengar teriakan
birahinya
Dan akhirnya
cairan mani Ardo menyemprot keluar banyak sekali membasahi dada dan perutnya….
Jjrrooott….
jjjrroottt….. jjjrroootttt…. jjeeoootttt…. jjjrroootttt….
Segera
kulumat bibirnya dengan sangat kuat.
Melihat
gelagat Ardo yang sudah terlempar ke puncak klimaks yang begitu dahsyat dan
mumpung Ardo sedang dalam keadaan sepenunya sadar tanpa terpengaruh
alhohol, aku menghendaki Ardo seutuhnya, tubuhnya dan jiwanya sekaligus!.
Ya!, aku
harus menguasai Ardo sebagai hak milikku selamanya!.
Aku ingin
meresmikan hubungan ini melalui proses persenggamaan sempurna yang akan meresmikan
perkawinanku dengan Ardo. Malam ini aku ingin menanamkan lagi benih benih
manusia dan titisan darah-dagingku ke dalam rahim Ardo agar tubuh & jiwa
kami berdua menyatu erat dalam ikatan perkawinan yang syah dan serta
menyempurnakan diri Ardo sebagai kekasih abadiku:
“Ayo
sayang…, malam ini aku ingin memberi hadiah cinta yang istimewa..!”.
Sebongkah
daging keras milikku sekarang jauh tertanam erat sehingga tubuhnya tersambung
sempurna jadi satu dengan tubuh telanjangku. Senjata pusakaku terus menerus
merobek robek tubuhnya dengan tikaman yang bengis dan
Sebagai
lelaki straight dengan kontol segede botol, Ardo sebetulnya bisa jadi cowok Top
hebat, tapi malam ini dia justru merintih sepanjang malam, Ardo mengerang, Ardo
melolong, merintih, meratap perlambang penyerahan diri…!. Dan aku terus
melecut dan menghantam keras dengan detuman detuman kejantananku. Terus menerus
sepanjang malam, tanpa henti, begitu lama....., begitu nikmat, diliputi kasih
sayangku padanya dan penyerahan dirinya yang bulat.
Hingga
sampailah aku dipuncak, dimana bunga-bunga mekar, kupu-kupu warna-warni ramai
menyebar, semerbak harum aroma dan kicau burung-burung menjadi pengisi alam…,
lalu giliranku!,
Oooh!, "jrott..!,
jrott..!, jrott..!, jrott..!",
Dentam demi
dentam menghantam melepas seluruh rinduku akan kerelaan dirinya. Dan
tanpa henti kumuntahkan hadiah air cinta yang masuk membentur jauh kedalam
rahim di rongga tubuhnya, membanjiri, diiringi deru kenikmatan yang
kureguk dari tubuh telanjangnya
dan
kubisikkan lirih : “malam ini Ardo sudah jadi milikku…!”.
Malam ini,
kami telah melakukan hubungan-badan sejati yang sempurna seperti sepasang suami
istri yang dinikahkan secara resmi. Air mani yang berisi jutaan sel sel
sperma yang mengandung benih-benih keturunan manusia kini telah kutanamkan
kedalam tubuhnya dan aku telah sempurna membaptis Ardo menjadi kekasih abadiku.
Kini aku
telah sah dan berhak memiliki sepenuh tubuh dan jiwa Ardo!.
Tubuh Ardo
yang bercucuran keringat, tergolek lemah kehabisan tenaga karena mengimbangi
gairah yang bergolak golak. Kuseka peluhnya, Ardo menyandar di dadaku.
Lalu
kurengkuh kepalanya sampai wajahnya menyusup ke dalam ketiakku dan kubiarkan
dia mereguk bau keringat di ketiakku. Kuntentramkan hatinya :
“Jangan
khawatir Ardo!, banyak laki laki yang pernah mengalaminya…!”
Tapi Ardo
tetap diam.
Lalu dengan
satu kecupan lagi di bibir kuucapkan selamat malam, tidurlah Ardo-bagus,
tidurlah kekasihku, malam ini Ardo sudah resmi menjadi hak-milikku!.
Aku
melangkah telanjang menuju kamar mandi.
Aku memang
teramat menyayangi Ardo, mencintai dia!. Dan bercinta dengan dia seperti
barusan, membuat diriku semakin mencintai dia, Aku amat memuja Ardo!.
Malam itu,
aku baru pulang kerja dan mendapati Ardo sudah ada di kamar. Setelah mandi, aku
berbaring disamping Ardo. Kulihat dia diam merenung. Wajahnya menghadap
langit-langit kamar. Pandangannya menerawang jauh.
Aku melirik.
"Kenapa
Ardo? Kok diam aja?. tanyaku
Tak ada
sahutan dari mulut Ardo.
"Bobby!" Ardo memanggilku.
Aku menoleh,
kemudian memandangi wajah Ardo lekat.
"Kenapa
sih Ardo?" tanyaku
bingung melihat reaksi Ardo.
"Bob…,
, GUA KAGAK MAU JADI HOMO..." kata Ardo lirih.
Aku kaget.
Kemudian aku bangkit dari tidurku. Kupandangi wajah Ardo yang kini rebah
telentang sambil menyilangkan kedua lengannya dibawah kepalanya.
Setelah
tinggal sekamar sebagai pasangan kumpul-kebo dan tiap malam kusodomi untuk
melampiaskan syahwat, aku sebetulnya sudah 100%yakin bahwa Ardo sudah beralih
dari laki laki straight menjadi 100% Gay… 100% Bottom juga!.
Tapi aku tak
mau melukai hati Ardo.
Terlalu
besar pengorbanan Ardo.
Aku harus
berpura pura untuk membesarkan hatinya
"SIAPA
YANG BILANG ARDO HOMO?" tanyaku.
Ardo tidak
langsung menjawab pertanyaanku, ditariknya napas panjang, kemudian sambil masih
memandang langit-langit Ardo berkata:
"Kenapa
gua selalu menikmati banget setiap kali kita berhubungan?"
"Aku
juga menikmatinya Ardo…," jawabku tenang.
"Seumur
hidup, baru pertama kali ini gua berhubungan dengan cowok dan disodomi setiap
malam oleh elo; dan ternyata gue merasa nikmat Bob”
“Jadi karena
Ardo menikmati disodomi, terus artinya kamu homo?” tanyaku berpura2 menenangkan dia.
.
“Apalagi
namanya?”
pertanyaanku dijawab Ardo dengan pertanyaan juga.
“Jangan
pikir gitu lagi deh…., mendingan sekarang kita......” aku tidak melanjutkan kalimatku, sambil senyum mesum
ke Ardo, tanganku mulai meraba raba selangkangan Ardo.
“Eh mau
ngapain lo?”, tanya Ardo
melotot, tangannya menahan tanganku.
“AKU HORNY
NIH,” jawabku
cuek, selanjutnya bibirku menyerbu bibir Ardo.
Ardo
berpura2 mengelak dari lumatanku, namun tak lama karena kemudian akhirnya ia
membiarkan, malah membalas lumatanku dengan tak kalah bernafsunya.
Hasrat
seksual mempengaruhi kami berdua.
Dalam
sekejap aku berusaha untuk menindih dia.
“Ardo…aku nafsu banget sama kamuuu. Kamu
bikin aku horny banget... Ardo harus tanggung jawab.. Sekarang aku pengen
nge-fuck Ardo yaaa!" kataku sambil tersenyum nakal.
Ardo tidak menjawab, tapi dalam posisi berbaring
telentang, Ardo membiarkan aku mengangkat kedua kakinya lagi keatas sampai
selangkangannya terbuka selebar lebarnya......
Aaaahhhh, cowok straight emang enak dientot...!.
------------------------
Setelah puas
melampiaskan hasratku terhadap Ardo, aku bertanya:
“Gimana Ardo?. Apa kontolku bisa bikin Ardo puas?” tanyaku
“Gua rasa yang bikin gua puas bukan kontol. Tapi
loe Bobby” kata Ardo.
“Maksudnya?” tanyaku heran.
“Loe sepertinya pinter banget gimana cara terbaik
memperlakukan cowok kayak gua” kata Ardo.
“Bisa ajah kamu Do!” kataku tersanjung.. ”Justru
kamu yang lebih hebat, binal, nakal dan pinter menservis aku.” Pujiku sambil
mengedipkan sebelah mata.
“Enak aja!. Emang gua binal?” kata Ardo.
“Pantat kamu keras, goyanganmu hot, dan lobang kamu
enak dientot” jawabku
Dalam waktu lima menit, kontolku langsung nganceng
lagi, lalu dengan jahil aku meraba raba pantat kokoh Ardo.
Ardo kaget: ”Bobby jangan!, apa apaan sih?,
aaagh... aaagh.... Bobby!” serunya.
Tapi malam itu dengan gampangnya aku menindih Ardo,
menjarah tubuh telanjangnya dan sepanjang malam itu aku kentoti dia lagi untuk kedua
kalinya.
Ahh… cowok
straight emang enak buat dientot!.
Entah apa
yang berkembang di pikiran para tetangga di tempat kost, tentu mereka sudah
terbiasa mendengar lenguhan-lenguhan Ardo, rintihan dan erangan Ardo saat
kudera dia dengan sejuta kenikmatan.