Jumat, 15 April 2011

Pengalaman Hadi Gagah Perkasa Bagian 2


Prequel 1: Cerita Gagah

Galih dan Teddy

Namaku Gagah Hadi Perkasa. Aku adalah seorang Kapten Angkatan Darat. Di usiaku yang ke-35,  aku telah mempunyai seorang istri yang cantik, yang bekerja sebagai seorang pramugari. Memang karena kesibukan kami, sampai saat ini kami belum dikaruniai seorang anak.

Di rumah kami, tinggal bersama kami, Galih, sepupu Ratih. Penampilan Galih sangat manis untuk ukuran seorang pria. Walaupun dia memiliki tubuh yang atletis, namun gerakannya lebih seperti wanita. Namun ternyata apa yang terjadi selanjutnya, justru membuatku menikmati permainan seks sejenis sesama pria. Dan Galih lah yang pada akhirnya mengajariku semua itu, yang kini walau secara tidak resmi, Galih telah menjadi suamiku.

Seperti biasa pada saat bebas tugas, aku akan memilih pulang ke rumah. Hari itu seprti biasanya aku pun pulang ke rumah. Sesampai di rumah aku langsung meletakkan seluruh barang bawaanku di kamar. Ketika hendak menonton tv di ruang tengah, tiba-tiba pandanganku menatap bayangan di jendela paviliun rumah, yang dijadikan kamar untuk Galih. Rasa penasaran menghampiriku, sehingga membuatku mendekati kamar Galih. Setelah dekat, aku mendengar suara desahan dan erangan pria diselingi suara nafas yang memburu. Hal itu membuatku makin penasaran sehingga aku memberanikan diri untuk mengintip melalui jendela kamar Galih yang terbuka. Dari jendela, aku bisa melihat keseluruhan isi ruangan kamar Galih dengan jelas.

Apa yang aku lihat sungguh tidak terduga dan belum pernah aku saksikan sebelumnya. Didalam kamar, nampak 2 orang pria yang nyaris telanjang, sedang berdekapan dan bercinta. Pria yang ada disebelah depan, berusia sekitar 32 tahun. Tubuhnya telah telanjang bulat. Badannya sangat atletis dan berotot, dengan lengan tangan yang keras, dada bidang yang membusung serta perut yang sixpack yang menandakan dia sangat menjaga badannya. Belum lagi nampak batang kontolnya yang saat ini menegang dan cukup besar, dengan ukuran 20 cm dan diameter sekitar 4 cm. 

Sedangkan pria yang dibelakang adalah Galih. Tubuh Galih saat ini sudah telanjang bulat tanpa tertutup selembar benang pun. Galih nampak sedang mensodomi pria didepannya. Galih menggerak-gerakkan pinggulnya, sehingga batang kontolnya yang ada dilubang anus pria itu, nampak keluar masuk. Sambil itu pula, Galih meremas-remas dada pria itu yang pada akhirnya kekutahui bernama Teddy, sehingga membuat Teddy mengerang dan merintih tertahan.

Galih menggoyang-goyangkan pinggulnya dengan cepat, sehingga kontolnya menghentak-hentak lubang anus Teddy. Sambil itu, tangan Galih meremas-remas dada Teddy yang bidang dan membusung. Sedangkan Teddy nampak merenggangkan kakinya sehingga mempermudah kontol Galih mengobok-obok lubang anusnya. Sambil itu tangan kanannya meremas-remas pantat Galih dan ikut menggoyang pinggul Galih, sedangkan tangan kirinya mengocok kontolnya sendiri yang sudah sangat tegang itu. 

“Ougggh ya.... oughhh fuck me.... yang keras.... oughhh .... oughhhh ya....”

Melihat pemandangan tersebut, entah mengapa aku menjadi terangsang. Tanpa sadar aku mulai meremas-remas dadaku sendiri. Kontolku pun mulai menegang. Aku pun mulai membuka kancing dan resleting celanaku, serta menurunkan sedikit celanaku, sehingga batang kontolku dapat terbebas dari sempitnya celanaku. Aku pun mulau mengelus-elus dan meremas batang kontolku, sehinnga menegang. Kontolku kini sudah menegang dengan ukuran yang memang lumayan besar dengan panjang 19 cm dan diameter 5 cm, yang membuat istriku makin tergila-gila.

Di dalam kamar, permainan makin memanas. Galih terus menggoyang pinggulnya, sehingga kontolnya menyodok-nyodok dengan keras lubang anus Teddy. 

“ahh... ahh... ahhh.... oughhhh terus.... oughhhhh...... yaa.......” 

Desahan demi desahan keluar dari mulut Teddy. 

“oouggh Ted... oughhhh pantat kamu .... ougghhh ... oughhhh... enak ..... banget .... oughhhh ... oughhhhh.” 

Nampak Galih menikmati sekali. Galih terus menggoyang pinggulnya, sambil tangannya meremas-remas dada Teddy yang membusung. Teddy pun tak mau kalah, ia terus menggoyang pinggulnya mengiringi irama pinggul Galih, sambil itu pula Teddy menggocok kontolnya. 

“ougghhh .... oughhhh .... saya sudah mo keluarrr.... oughhh.....” 

Kocokan Teddy pada kontolnya makin cepat. Lalu tiba-tiba Teddy menghentikan goyangan pinggulnya dan menggenggam kontolnya dengan keras... 

“arggghhh .... arggghhh ..... arghhhh ........ “ 

Dari lubang kontol Teddy berhamburan pejuh kental berwarna putih yang langsung muncrat ke tempat tidur yang sudah dilapisi dengan kain terpal. Galih menekankan pinggulnya pada pantat Teddy, sambil menciumi bahu dan pundak Teddy yang kekar.

Selanjutnya, Galih melepaskan batang kontolnya dari lubang anus Teddy. Kontol Galih yang tidak terlalu besar, nampak mengkilap. Lalu Galih menjambak rambut Teddy, sehingga Teddy terjerembab tertelungkup di tempat tidur.  Selanjutnya Teddy mulai menjilati semua spermanya yang tumpah di terpal tempat tidur sampai tak bersisa lagi. Dalam keadaan Teddy masih menungging, Galih kembali menjambak rambut Teddy dengan tangan kirinya, sambil Galih kembali memasukkan kontolnya  ke dalam lubang anus Teddy. Walau sebelumnya lubang anus Teddy sudah ditembus oleh kontol Galih, nampaknya Teddy masih kesakitan saat kontol Galih kembali menyeruak ke dalam lubang anusnya.

“arggghhhh.... oughhhhh... ah... ah... ah.... sakit...... pelan-pelan..... oghhh ...... ya..... ampun...... ough yaaa.... oughhhh...”

Teddy meringis menahan sakit akibat desakan kontol Galih ke lubang anus Teddy. Belum lagi jambakan tangan Galih pada rambut Teddy. Namun Galih tidak mempedulikannya. Ia terus mendorong masuk kontolnya ke dalam lubang anus Teddy, sambil mengeluarkan suara desahan dan erangan tertahan. 

“oughhh ya Ted... pantat lo enak banget. Oughhhh ..... ya.... ough.......”

Aku sungguh menikmati pemandangan tersebut. Melihat ekspresi muka Teddy dan erangan-erangan Teddy sungguh merangsang bagi diriku. Kocokan pada kontolku pun makin cepat, sambil aku mengeluarkan suara desahan dan erangan tertahan, khawatir terdengar ke dalam kamar. Kancing kemeja ku pun sudah terbuka semua, dan celana serta celana dalam yang aku kenakan, saat ini sudah melorot ke bawah. Aku pun berdiri sambil menyandarkan badan di tembok dengan pandangan tetap ke dalam kamar.

Di dalam kamar, batang kontol Galih sudah masuk semuanya ke dalam lubang anus Teddy. Posisi Teddy kini sedikit menungging dan kedua tangannya menopang tubuhnya yang kekar itu di tempat tidur. Sedangkan Galih, sambil tangan kirinya menjambak rambut Teddy, dan tangan kanannya memegang pundak Teddy, Galih menaikan kaki kanannya ke tempat tidur, dan menggoyang pinggulnya dengan sangat keras. 

“oughhhh... Ted... pantat lo enak... oughhh ya... oughhh...”. 

Teddy pun walau merasa kesakitan dan terlihat meringis, namun dia tidak mau kalah. Ia menggoyang pinggulnya mengikuti irama goyangan pinggul Galih. 

“Arghhh ... Arghh... yaa.... ourghh... kontol .. orghhh... enak.... banget.....orghhh ya ... ya ... gue ... mau ... lo... fuck ... gue.... tiap ...hari... oughhh ... oughhh .... yaaa....yaa...” 

Teddy berbicara terbata-bata, karena sambil menikmati sodokan demi sodokan kontol Galih. Lebih dari 10 menit sudah berlalu. Kedua tubuh telanjang itu sudah penuh dengan keringat.

Sedangkan aku pun semakin terangsang menyaksikan pemandangan gila yang justru sangat aku nikmati itu. Akibat kocokan pada batang kontol ku, aku merasakan ada yang mendesak keluar. Aku membalikan tubuhkan menghadap tembok. Tangan kiri ku menempel pada tembok kamar Galih, sedangkan tangan kanan ku makin cepat mengocok kontolku. Dengan mata terpejam, dan menggigit bibir khawatir aku berteriak, aku terus mengocok kontolku dengan irama makin cepat. Dan “arggghh... oughhh.... arggghhh......” dengan suara tertahan aku mengeluarkan teriakan bersamaan dengan berhamburannya sperma  dari batang kontolku sehingga membasahi tembok kamar Galih. Kurasakan sperma yang keluar sangat banyak. Tubuhku pun berkeringat dan nafasku memburu dan tersengal-sengal. Untuk beberapa waktu aku sandarkan kepalaku di dinding, dan tangan kananku masih memegang dan mengelus-elus batang kontolku. Kurasakan sensasi yang lebih dahsyat dan nikmat, dibandingkan saat bercinta dengan Ratih istriku. Aku pun mulai menerawang, tentunya kenikmatan yang Teddy dapatkan sangatlah dahsyat.

Setelah dapat mengatur nafasku kembali, aku pun kembali melihat ke dalam kamar. Kini posisi mereka sudah berubah. Terpal yang ada di tempat tidur sudah berpindah ke lantai. Galih kini berbaring terlentang di tempat tidur. Kontolnya yang mencuat dari selangkangannya. Sedangkan Teddy, saat ini duduk berjongkok diatas selangkangan Galih. Tangan Teddy memegang kontol Galih, dan berusaha memasukan kontol itu ke lubang anus Teddy. Lalu perlahan-lahan, Teddy menurunkan pinggulnya dan berusaha memasukan batang kontol Galih. Walau sebelumnya kontol Galih sudah beberapa kali masuk dan menyodok-nyodok lubang anus Teddy, nampaknya Teddy masih saja merasa kesakitan setiap kali kontol Galih masuk ke dalam lubang anus Teddy. Aku jadi teringat saat senggama dengan Ratih. Walau sudah sering aku membobol memek Ratih, tetap saja tiap kali kami bersenggama, Ratih tetap merasakan sakit saat kontolku masuk ke memeknya itu. “argghhhhh........... “ Teddy berteriak tertahan, saat kontol Galih masuk terbenam semuanya dalam lubang anus Teddy. Teddy, duduk dan diam sesaat mengistirahatkan pantatnya. Namun nampaknya Galih tidak mau terlalu lama mendiamkannya, dan menyuruh Teddy menggoyang pinggulnya.

Teddy pun mulai menaik turunkan pinggulnya, sehingga nampak kontol Galih keluar masuk. Sambil itu Galih memegang pinggang Teddy, membantunya menggerakkan pinggulnya.

“Oughh... ya ... ough  ...” erang Teddy, sambil dia mengocok kontolnya sendiri. 

“Argh.... argh...., terus Ted. Oughhh ayo terus.... goyang... ouhg ... arghhhh”, pacu Galih. 

Teddy terus menggerakkan pantatnya dan menaikturunkan pinggulnya, sambil terus mengocok kontolnya sendiri. 

“arggg... arghhhhh .....” Teddy mengerang sambil terus mengocok kontolnya. 

Matanya terpejam. Wajahnya terkadang didongakkan ke atas sambil mengeluarkan suara racauan. Sodokan kontol Galih pada anus Teddy, dan kocokannya pada kontolnya sendiri, sungguh membuat Teddy kenikmatan.

”Ough.. Oughh... oughhh...” Mereka berdua terus memacu birahi. Tubuh keduanya sudah penuh dengan keringat. Bahkan keringan di tubuh Teddy bercucuran. Hampir 20 menit mereka berpacu, saat tiba-tiba Teddy menghentikan goyangan pantatnya, dan menggenggam keras kontolnya yang sangat menegang itu. Sambil itu pula, Teddy menengadahkan kepalanya, dan terdengar suara teriakan Teddy 

”arrggghhh.............” 

Bersamaan dari itu, kontol Teddy memuncratkan lima kali berturut-turut cairan putih kental, dan tumpah ke perut Galih.
Selanjutnya Galih menyuruh Teddy bangkit. Lalu Galih berdiri disisi tempat tidur, sedangkan Teddy berlutut di depan Galih. Oh sungguh tak kusangka. Teddy menjilati kontol Galih yang baru saja mengobok-obok lubang anus Teddy. Bahkan Teddy menggenggam kontol Galih, dan mulai memasukkan ke mulutnya. Teddy menghisap dan mengoral kontol Galih. Galih memegang kepala Teddy, dan menggerak-gerakkan kepala Teddy, sehingga kontol Galih keluar masuk mulut Teddy. Nampak Teddy berusaha membuka lebar mulutnya untuk memasukkan kontol Galih ke dalam mulutnya.

Tiba-tiba Galih mendekap kepala Teddy.”arrgggggghhhhhhhhh ...” Galih mengeluarkan suara teriakan tertahan. Nampak Teddy berusaha melepaskan diri dalam dekapan Galih. Matanya membelalak lebar, sambil memandang ke Galih, sedangkan mulutnya masih penuh oleh kontol Galih. Nampaknya Galih sudah mengalami ejakulasi dan pejuhnya langsung masuk ke dalam mulut Teddy. Setelah usai Galih melepaskan kontolnya dari mulut Teddy, namun dia langsung membekap mulut Teddy. Terdengar Galih membentak Teddy untuk menelan semua peju yang ada dimulut Teddy. Nampak Teddy berusaha menelan semua peju Teddy yang ada di mulutnya. Lalu Teddy menjilati sisa-sisa sperm yang ada di kontol Galih, dan juga peju Teddy yang tumpah di perut Galih, hingga tidak tersisa. Setelah usai semuanya, Galih lantas membaringkan tubuhnya di tempat tidur. Tubuhnya basah oleh keringat, dan Galih berusaha mengatur nafasnya. Sedangkan Teddy, bangkit dan berjalan ke arah kamar mandi yang memang terdapat di kamar Galih. Tidak berapa lama kemudian terdengar suara air dari shower.

Aku pun nampak baru tersadar, bahwa tubuhku kini nyaris telanjang. Kemeja yang kukenakan telah tersingkap, dan celana serta celana dalamku sudah jatuh ke bawah. Menyadari hal itu, aku segera merapihkan pakaianku dan berjalan ke kamarku. Ohhh sungguh pengalaman yang terduga. Namun hal itu selalu terbayang di fikiranku. Bagaimana dahsyatnya kenikmatan yang Teddy dapatkan. Setiap membayangkan hal itu, kontolku selalu menegang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar