Jumat, 15 April 2011

Pengalaman Hadi Gagah Perkasa Bagian 4


GAGAH DAN GALIH : PERTAMA KALI

Apa yang telah Gagah saksikan, ternyata sangat mempengaruhi dirinya. Sebagai seorang pria, dia memang mempunyai gairah seks yang berlebihan. Terlebih lagi memang jadwal kerja diantara Gagah dengan Linda istrinya yang padat membuat mereka berdua jarang saling melampiaskan nafsu syahwat mereka. Akhirnya semua itu membuat Gagah nekad untuk mencobanya dengan Galih.

Sore itu Gagah sedang libur dari dinasnya. Dan ketika Galih baru saja pulang dari kuliah, Gagah langsung memanggilnya.

”Galih, ada yang mas mau bicarakan ke kamu”, ucap Gagah berwibawa pada saat makan malam bersama. 

Galih merasa terkejut, karena jarang sekali Gagah berbicara dengan nada serius seperti itu. 

”Ada apa Mas?” tanya Galih ragu-ragu.

”Mas dengar belakangan ini kamu sering membawa orang ke kamar kamu, yang kalau dilihat dari segi usia mereka bukan teman-teman kuliah kamu, apa betul demikian Lih?”

Galih terdiam di tempat duduknya tidak bisa berkata apa-apa.

Gagah lalu bangkit dari kursinya dan menghampiri Galih. Gagah berdiri di belakang Galih, sambil memijit-mijit pundak Galih.

”Mas bukannya melarang kamu bergaul. Tapi selama kamu disini, kamu adalah tanggung jawab Mas dan mbak Linda”, suara Gagah melembut. ”Dan kamu juga harus menjaga pandangan terhadap orang sekitar, jangan sampai mereka berpendapat miring tentang kelakuan kamu” Ucap Gagah.

”Ya Mas” ucap Galih singkat.

”Ya sudah” kata Gagah sambil menepuk pundak Galih,”Mas Cuma mau mengingatkan itu. Mas yakin kamu sudah cukup dewasa dalam bertindak”. Kata Gagah. 

Dan kini Gagah sudah berpindah tempat kembali ke kursi makannya.
”Oh ya Lih” kata Gagah lagi, sambil mengangkat sendoknya. ”Kalau kamu mau mengajari Mas, Mas mau menggantikan posisi pria-pria yang sering kamu bawa ke kamar kamu” tiba-tiba kata Gagah sambil menyunggingkan senyuman.

Galih tersentak. ”Maksud Mas?” Sambil menatap tajam ke Gagah.

Sambil tersenyum, Gagah bangkit dari tempat duduknya. Gagah duduk di meja tepat dihadapan Galih. Lalu Gagah meraih tangan Galih dan menempatkannya pada selangkangan Gagah. 

”Mas mau kamu mengajari mas apapun yang kamu lakukan dengan para pria di kamar kamu”, kata Gagah sambil tersenyum. 

Bagi Galih ini adalah suatu anugrah yang sangat luar biasa. Sejak kali bertemu Gagah, memang Galih sudah sangat menyukainya. Baginya Gagah adalah sosok pria yang sempurna, selain berwajah tampan, Gagah juga memiliki tubuh yang sangat macho. Sambil tetap menggenggam tangan Gagah, Galih lantas berdiri. Lalu dia mendekap Gagah, dan kemudian bibir mereka pun bertemu, dan saling berpagutan dan berciuman. Lalu dengan lahapnya Galih mulai menciumi leher Gagah, sehingga membuat Gagah mengerang kenikmatan. Kenikmatan yang tidak pernah didapatkannya saat bercinta dengan Linda, istrinya.

Galih menarik tubuh Gagah turun dari meja, dan kemudian mendekapnya dari belakang. Sambil tetap menciumi leher Gagah, Galih membuka kaus yang dikenakan Gagah, sehingga kini Gagah telah bertelanjang dada. Tubuh Gagah sangat macho dan atletis. Dadanya padat membusung, dengan bagian perut yang rata. Sedangkan otot lengannya juga besar. Galih mulai menciumi pundak Gagah, sambil tangan Galih meremas-remas dada Gagah. Hal ini membuat Gagah mengerang kenikmatan. Dengan mata terpejam, Gagah menengadahkan kepalanya ke atas, sambil mengeluarkan suara-suara lenguhan. Sementara tangan Gagah membantu tangan Galih yang sedang meremas-remas dada Gagah yang membusung.

”Kalau Mas Gagah, mau belajar, Mas ikutin aja ya yang Galih lakukan”, bisik Galih dengan suara lembut.

”Iya Lih, oughhh, ajari Mas ya. Mas akan ikutin apapun yang kamu lakukan, oughh yeah…” kata Gagah sambi mengeluarkan suara lenguhan kenikmatan.

Galih membalikan tubuh Gagah hingga mereka kini saling berhadapan. Lalu Galih mencondongkan tubuh Gagah kebelakang, dan Gagah menopang tubuhnya dengan meletakan kedua tangannya di meja makan. Sambil mendekap pinggang Gagah yang ramping berotot, Galih mulai menggeluti dada Gagah. Galih menciumi dan menggigit dengan lembut puting dada Gagah.

“oughhh ya Lih, oughhhhh nikmat banget....”, racau Gagah sambil memperhatikan apa yang Galih lakukan. 

Galih menciumi dada dan puting Gagah satu persatu, sambil sesekali menggigit dengan lembut puting Gagah. Satu tangan Galih, mulai meraba-raba daerah selangkangan Gagah. Dirasakannya, kontol Gagah yang masih berada di balik celana, sudah menegang.

Lalu tangan Galih melepaskan celana yang dikenakan Gagah, termasuk celana dalam. Setelah melorot, Gagah meloloskan celananya melalui kakinya, sehingga kini Gagah sudah dalam keadaan bertelanjang bulat. Kontolnya yang berukuran 19 cm dengan bagian kepala yang sangat besar, sudah menegang, menonjolkan urat-urat besar di sekitar kemaluannya. Jembutnya tercukur rapi, dan tidak terlalu lebat. Galih terus menggeluti dada Gagah, sambil tangan Galih mengusap dan mengelus kontol Gagah. Hisapan Galih pada dada Gagah makin merangsang Gagah sehingga mengeluarkan suara erangan. Setelah beberapa saat, lalu Galih melepaskan dekapan dan cumbuannya pada tubuh Gagah. Galih mundur beberapa langkah, lalu Galih melepaskan baju yang dikenakannya. Galih meremas-remas dadanya sendiri, dan kemudian menyuruh Gagah untuk mencumbu dada Galih.

Gagah yang sudah bertelanjang bulat segera menghampiri Galih. Diciuminya leher dan pundak Galih dengan penuh kelembutan. Galih mengangkat tangan kanannya dan menyuruh Gagah untuk menjilati dan menciumi ketiak Galih yang ditumbuhi bulu-bulu halus. Gagah tidak menolak. Gagah membenamkan wajahnya di ketiak Galih, dan mulai menciumi dan menjilati ketiak Galih. Lalu Gagah menjilati dan menciumi ketiak Galih sebelah kiri. Galih lalu memegang kepala Gagah dan mengarahkan kepala Gagah ke dada Galih. Gagah mulai menggeluti dada Galih. Gagah menciumi, serta menghisap dan sesekali menggigit lembut puting dada Galih. Galih mendekap kepala Gagah, sambil mengeluarkan suara erangan dari mulutnya.

Setelah beberapa saat, Galih menyuruh Gagah untuk duduk di atas meja makan. Galih melepaskan celana dan celana pendek yang dikenakannya, sehingga kini Galih juga sudah bertelanjang bulat. Kontolnya sudah menegang. Lalu Galih menghampiri Gagah. Galih mengelus-elus paha Gagah, dan mereka berciuman dengan penuh nafsu. Galih membungkukkan tubuhnya, dan menjilati kontol Gagah yang tegang mencuat. Kembali Gagah mendapatkan sensasi yang luar biasa. Beda sekali dibandingkan saat Linda yang melakukannya. Gagah mengerang dan mengeluh kenikmatan. Lalu Galih mulai memasukkan kontol Gagah ke dalam mulutnya. Saking besarnya, Galih harus membuka lebar mulutnya, dan kontol Gagah tidak bisa masuk semuanya ke dalam mulut Galih. Galih lalu mengulum kontol Gagah, hingga kepala Galih nampak terangguk-angguk. 

“Oughhhh .... Lih, enak banget.... ough.....” lenguh Gagah. Galih terus mengulum kontol Gagah.

Galih lalu melepaskan kulumannya pada kontol Gagah. Galih lalu berdiri di depan Gagah. 

“Ayo Mas, sekarang gilirang Mas”, kata Galih, sambil menunjuk ke kontolnya sendiri. 

Gagah lalu turun dari meja. Dia kemudian berlutut dihadapan Galih. Karena belum pernah melakukannya, Gagah nampak terlihat ragu. Gagah menggenggam kontol Galih, lalu menjilatinya. 

“Ayo Mas” kata Galih, “katanya mau belajar” lanjutnya.

Gagah mencoba memasukkan kontol Galih ke dalam mulut Gagah, namun hanya bagian kepalanya saja. Lalu Gagah mengeluarkannya lagi,

“Koq cuma diliatin. Ayo dong masukin”, kata Galih.

Gagah kembali mencoba memasukkan kontol Galih ke dalam mulutnya. Kini bagian kepala kontol Galih sudah berada dalam mulut Gagah, dan nampak Gagah merasa jijik untuk memasukkan batang kontol Galih ke dalam mulut Gagah. Galih menekan kepala Gagah dengan kuat, dan bersamaan dengan itu Galih mendorong pinggulnya ke muka, sehingga memaksa masuk kontol Galih ke mulut Gagah. Gagah nampak gelagapan. Dia tidak bisa melepaskannya, karena tangan Galih mendekap kepalanya dengan kuat. Galih menggoyang pinggulnya sehingga, kontol Galih menyodok-nyodok di dalam mulut Gagah.

Gagah nampak gelagapan dan kehabisan nafas. Galih kemudian melepaskan dekapannya pada kepala Gagah, sehingga Gagah bisa melepaskan kontol Galih dari dalam mulut Gagah. 

“Tuh kan bisa kan Mas.....” kata Galih sambil tersenyum

 “Mas gak bisa nafas Lih. Kontol Galih sampe kerongkongan Mas”, ucap Gagah.

“Mulai sekarang Mas harus lebih sering coba masukin yaa..” kata Galih.

“ Mas akan lakuin apapun yang Galih mau”, kata Gagah.

Lalu Gagah kembali menjilati dan menghisap-hisap kontol Galih. 

“oughhhh enak Mas? Mas Gagah suka kontol Galih?”, lenguh Galih

“Oughh... oughh.... oughhhh...” suara yang bisa dikeluarkan Gagah, karena mulut Gagah penuh dengan kontol Galih.

Lalu Galih melepaskan kontolnya dari mulut Gagah. Galih membalikkan tubuh Gagah, dan membungkukkan tubuh Gagah. Gagah menopang tubuhnya dengan meletakan kedua tangannya di meja makan. Galih berjongkok di belakang Gagah. Galih mulai menciumi pantat Gagah dan menjilati dengan lidahnya. Lalu setelah basah, Galih mulai melakukan penetrasi. Dimasukkannya satu jemari ke lubang pantat Gagah. Gagah sempat tersentak, dan mengerang. Galih menyuruh Gagah untuk relax. Lalu Galih mencoba lagi memasukkan satu jarinya. Setelah masuk, Galih mulai menyodokan jarinya yang ada di lubang anus Gagah.

“Oughhh Lih.... ough..... oughhhhh...” erang Gagah saat Galih menyodok-nyodokan jarinya di dalam pantat Gagah.
Lalu Galih mengeluarkan jari tengahnya dari lubang anus Gagah. Selanjutnya, Galih memasukkan jari tengah dan jari telunjuknya ke lubang anus Gagah. Kembali Gagah tersentak, dan hanya bisa mengerang, saat jari-jari Galih bermain di lubang anusnya.

Setelah melakukan penetrasi, Galih berdiri tepat dibelakang Gagah. Didekapnya pinggang ramping Gagah, sambil Galih juga membungkukkan diri, sehingga tubuhnya menempel pada tubuh Gagah.

“Mas, coba relax aja ya Mas.... jangan coba menolak nanti tambah sakit. Galih mau memasuki tubuh Mas”, ujar Galih lembut, sambil tangan kanan Galih mengusap-usap lubang anus Gagah.

“Iya Lih, tapi pelan-pelan ya. Mas belum pernah disodomi. Pelan-pelan ya Lih’, pinta Gagah.

“Iya Mas. Mas ikutin aja gerakan Galih”.

Galih lalu memegang kontolnya , dan mulai mencoba memasukkannya ke lubang anus Gagah. Karena lubang anus Gagah masih perawan, maka masih terasa seret dan sempit.

“Oughhhh oughhhh Lih... oughhhhh sa..... kit.... Lih.... oughhhh.... sa.... kittt...... Lih... ber..... hen.... ti....... oughhh.... oughhhhh.....”, teriak Gagah sambil menatap ke belakang. Dilihatnya kepala kontol Galih mencoba menembus lubang pantatnya.

“Arghhhh.... Mas Relax aja....... pantat mas masih sem....piitttttt.... argghhhh enakk...... mas...... arghhhh Galihh..... suka.... pantat....mas...arghhhh...arghhhh....” kata Galih terbata-bata. Galih tidak lagi mendengarkan jerit kesakitan dari Gagah.

“Lih.... oughhh...  oughh.... berhen... ti..... Lih..... sakit.......... sakit............. Lih....... oughh.....ough...... ampun Lih........” rintih Gagah.

Namun Galih tidak mempedulikan rintihan sepupu iparnya itu. Galih terus memasukkan seluruh kontolnya ke lubang anus Gagah, hingga..... bless......... semua kontol Galih masuk ke dalam lubang anus Gagah.

“oughh Lih ..... oughhh... istirahat sebentar ya Lih..... oughhh ..... oughhh....” suara Gagah memelas.

Galih menghentikan sejenak gerakan tubuhnya. Kontol Galih kini telah tertanam sepenuhnya di dalam lubang anus Gagah. Sementara Gagah merasakan lubang anusnya penuh sesak oleh kontol Galih. Gagah berusaha mengambil dan mengatur nafasnya. Walaupun sakit, tapi Gagah merasakan adanya kenikmatan, saat kontol Galih berada di dalam lubang anusnya. Setelah beberapa saat, lalu Galih perlahan menarik pinggulnya, hingga kontol Galih yang berada di dalam lubang anus Gagah tertarik keluar. Setelah hanya tinggal bagian kepalanya yang berada di dalam lubang anus Gagah, lalu tiba-tiba Galih menghentakkan pinggulnya, sehingga kembali kontol Galih masuk semuanya ke dalam lubang anus Gagah. Galih terus melakukannya beberapa kali. Selanjutnya kini Galih mulai menggoyang pinggulnya, menyodok-nyodok lubang anus Gagah dengan kontolnya.

“Oughhh Lih.... yeah.... oughhh ........ Pelan-pelan Lih.... oughhh....” erang Gagah.

Galih terus menggoyang pinggulnya. Sambil tangan Galih mengocok kontol Gagah yang berukuran besar.

“Gimana mas? Mas suka kontol Galih?” teriak Galih

“Iya Lih.... oughhh...... oughhh ....... yeah...... Lih.......... oughhh ..... enak banget Lih..... “, Gagah mulai merasakan keenakan yang diberikan oleh Galih.

Galih tahu kapan harus melancarkan jurus-jurusnya. Kini Gagah, sepupu iparnya itu yang berbadan tegap dan berotot itu telah tunduk kepadanya. Galih terus menggoyang pinggulnya.

“Oughhh yeah .... enak .... banget..... Ough ough... ayoooo Mah..... goyang terus Mah...... Ayoooo Mah.... terus goyang.......” kata Galih.

Secara tidak sadar Gagah mengikuti keinginan Galih. Gagah mulai menggoyangkan pinggulnya mengikuti irama goyangan pinggul Galih. Sehingga kontol Galih lebih mudah menyodok-nyodok kontol Gagah.

“Arghhhh iya Mah..... terus Mah..... goyang ....... Papa suka lobang Mama Gagah....... oughhh .... oughhhhh ..... lubang mama ..... masih sempit banget ...... oughhh ..... terus ma...... yang kencang ma.......” kata Galih

Gagah makin mempercepat goyangan pinggulnya. Gagah tidak lagi mempedulikan bahwa dia saat ini diperlakukan bagai seorang wanita oleh adik sepupunya yang cenderung feminim. Kini tangan kanan Gagah, sudah berpindah ke kontolnya. Lima belas menit telah berlalu. Gagah mengocok kontolnya sendiri dengan cepatnya. 

“Oughhhhh Lih.... oughhhh.... mas mo keluar Lih....... ough..... yeahhhhh.... argghhhh .... arghhhhh.... arghhhh......”

Gagah menghentikan gerakan pinggulnya. Tangan kanannya menggenggam kuat kontolnya yang menyemburkan sperma cukup banyak, dan langsung tumpah ke lantai. Sambil itu Gagah mengeluarkan suara erangan kenikmatan.

“Ohhhh Lih ...... mas cape Lih...... berhenti dulu ya.....” pinta Gagah. 

Gagah menjatuhkan dirinya, sehingga dada dan kepalanya berada di meja. Namun nampaknya Galih masih ikut melanjutkan permainan, karena memang Galih belum mencapai klimaks. Galih lalu mengeluarkan kontolnya dari lubang anus Gagah. Selanjutnya Galih menyuruh Gagah untuk berbaring di lantai. Gagah pun membaringkan tubuhnya di lantai. Tubuh Gagah sudah bermandikan keringat. Setelah Gagah berbaring dilantai, Galih duduk dengan lututunya diantara kaki Gagah. Lalu Galih mengangkat kedua kaki Gagah dan ditekuknya hingga lutut Gagah hampir mencapai muka Gagah. Galih kembali memasukkan kontolnya ke lubang anus Gagah. Walaupun tadi kontol Galih sudah berhasil menembus lubang anus Gagah, namun saat akan dimasukan kembali, Galih masih merasakan sempit.

“Oughhh Lih .... pelan-pelan Lih .... oughhhhh ........” rintih Gagah. 

Rangsangan yang diberikan Galih, ternyata sangat merangsang Gagah. Gagah yang telah mengalami ejakulasi, kontolnya sudah bangun dan menegang kembali. Galih terus memasukkan kontolnya ke lubang anus Gagah. Setelah kontol Galih masuk semuanya, Galih langsung menggoyang pinggulnya, sehingga kontol Galih menyodok lubang anus Gagah. Terlihat pemandangan dimana Gagah yang berbadan kekar berotot nampak pasrah dan tidak berdaya diperlakukan apapun oleh Galih yang jauh lebih muda dan berperawakan feminim.
“Oughhh ma... lubang mamah enak. Sempit mah... ough ough... “ racau Galih.

“Mama suka kontol papah mah? Mamah Gagah suka kontol” tanya Galih, sambil Galih tetap menggoyangkan pinggulnya.

“Ough iya Lih.... oughhh kontol kamu enak Lih.....ough.... ough....” kata Gagah

Lalu Galih membungkukkan badannya, dan menyeruak diantara kaki Gagah. Sambil tetap menggoyang pinggulnya, Galih menggeluti dada Gagah. Diciuminya dan digigit lembut puting dada Gagah, sehingga membuat Gagah melenguhkenikmatan. Galih terus menggoyang pinggulnya, sambil tangannya memegang kedua tangan Gagah.

Gagah nampaknya tidak mau kalah. Gagah kini mulai merasakan kenikmatan sensasi yang diberikan Galih kepadanya. Gagah ikut menggoyang pinggulnya, sehingga Galih merasakan kontolnya teraduk-aduk didalam lubang anus Gagah. Setelah sekitar 10 menit, Gagah merasakan adanya desakan dari dalam kontolnya.

“Oughhhh Lih.... ough ... Mas mo keluar Lih.... Oughhh ....” kata Gagah.

Sambil tetap menggoyang pinggulnya, Galih menegakkan badannya. Bahkan kini goyangan pinggul Galih bertambah cepat. Gagah segera mengocok kontolnya dengan tangan kanannya.

“Oughhhh .... oughhhhh .... Pahhhhh.... keluar pahhhh.... oughhhhh... oughhhhhhhhhh pahhh .. argggggghhhhhh ....” teriak Gagah menyebut Galih Papah, bersamaan dengan semburan sperma yang sangat deras keluar dari kontol Gagah, hingga membasahi perut dan dada Gagah. Bahkan sebagian juga mengenai muka Gagah dan juga Galih.

“Arghhhh arghhhh Mama hebat.... mama hebat ....” kata Galih. “Oughhh papa juga dah mo keluar mah....” kata Galih.

Galihpun langsung mencabut batang kontolnya. Lalu Galih duduk di dada Gagagh, merentangkan kedua tangan Gagah, dan menekan dengan kedua lutut kaki Galih, sehingga tangan Gagah tidak bisa bergerak. Selanjutnya Galih memaksa memasukkan kontol Galih ke mulut Gagah. Semula Gagah menolak. Namun Galih memaksa bahkan menjambak rambut Gagah, akhirnya Gagah membuka mulutnya. Galih langsung memasukkan batang kontolnya ke mulut Gagah, hingga pangkalnya dan mulut Gagah mengenai jembut Galih. Sambil tetap mendekap kepala Gagah, Galih terus mengentoti mulut Gagah. Gagah pun mulai mengikuti gerakan Galih, walau awalnya merasa risih karena kontol Galih, baru saja mengaduk-aduk lubang pembuangannya dan kini telah berada dimulutnya, namun Galih merasakan suatu rangsangan. Dengan mata terbuka memperhatikan ekspresi muka Galih, Gagah sesekali menghisap-hisap kontol Galih. Hingga akhirnya “Oughhhh Ma.... Mah....... Papah keluar....oughhhhhh...argghhhhhhhhhh....arghhhhhhhh...” teriak Galih sambil menekankan pinggulnya ke mulut Gagah dan mendekap kepala Gagah dengan kedua tangannya.

Nampak Gagah terlihat gelagapan. Galih yang telah mengalami ejakulasi, langsung memuntahkannya ke mulut Gagah, sehingga langsung tertelan. Sperma Galih yang cukup banyak membuat Gagah kelojotan, sehingga akhirnya Gagah menelan sperma Galih. Galih terus mendekap kepala Gagah, sambil juga memastikan spermanya sudah tertelan semuanya oleh Gagah. Tubuh keduanya kini berkeringat dan dengan nafas tersengal-sengal. Setelah itu Galih mengeluarkan kontolnya dari mulut Gagah.
Lalu Gagah pun terbatuk-batuk sambil merasakan mual karena baru pertama kali ini Gagah menelan sperma.
“Oughhh Galih, kamu nakal. Masa kontol kamu itu kamu masukin semua sih. Terus air maninya jadi tertelan tuh sama Mas”, kata Gagah, sambil bangkit duduk di lantai. Galih yang terduduk lemas, hanya tersenyum sambil memandang Gagah. 

Perasaan puas menyelimuti Galih, karena telah berhasil memperawani sepupu iparnya itu. Galih lantas menghampiri Gagah, dan berkata:
“Harus gitu dong. Khan istri harus melayani suaminya dengan baik. Berarti mulai hari ini Mamah akan sering nelan pejuh Papah ya”. Kata Galih sambil tersenyum, sementara tangan Galih mengusap-usap dada Gagah. Setelah itu keduanya pun bangkit.

Setelah kejadian tersebut, akhirnya mereka terus mengulanginya. Setiap kali Gagah libur dinas, dia pulang untuk menemui Galih. Dan bila Linda, istrinya tidak pulang, maka setiap harinya Gagah akan tidur di tempat Galih, dan menyerahkan lubang anusnya untuk diobok-obok kontol Galih, serta mulutnya untuk ditumpahi sperma Galih. Galih memperkenalkan berbagai gaya dan gerakan kepada Gagah. Dan secara tidak resmi pun akhirnya Gagah telah menjadi istri dari Galih. Setiap kala mereka hanya berdua, kini Galih tidak lagi memanggil Gagah dengan embel-embel mas, tapi Mamah. Sedangkan Gagah memanggail Galih dengan sebutan Papah.

Karena keduanya sangat hypersex, maka tidak ada satu kalipun yang dilewatkan mereka tanpa bercinta. Bahkan pernah suatu kali, Gagah meliburkan mak Pinah selama dua hari dan memberinya uang cuti. Hal itu dilakukan, agar dia dan Galih bisa bertelanjang sepanjang hari, dan melakukan percintaan kapanpun. Gagah yang macho dan atletis itu seperti kerbau yang dicucuk hidungnya oleh Galih. Kapanpun Galih menginginkan tubuh Gagah, maka Gagah akan siap melayaninya.

Pengalaman Hadi Gagah Perkasa Bagian 3


Prequel 2: Cerita Gagah

Galih, Raga, dan Wisnu

Sejak menyaksikan pergumulan yang sangat dahsyat dan menggairahkan antara Galih dan Teddy, setiap hari Gagah selalu terbayang pergumulan itu. Setiap mengingat hal itu, Gagah selalu melakukan onani. Bahkan beberapa kali Gagah mencoba memasukan jarinya ke lubang anusnya. Namun saat dirasakan sakit, Gagah berhenti untuk memasukkan jarinya ke lubang anusnya, hingga akhirnya Gagah hanya mengocok kontolnya sampai mengalami ejakulasi.

Siang itu, Gagah baru saja menyelesaikan makan siangnya di ruang makan. Pada saat itu, Gagah melihat ke arah kamar Galih. Nampak Galih masuk melalui pintu samping langsung ke kamarnya, bersama dengan dua orang pria. Dari potongan tubuh dan rambutnya, Gagah dapat menebak, kedua orang itu pastilah dari suatu angkatan. Penasaran dengan hal itu, Gagah bangkit dan mendekati kamar Galih. Gagah pun mulai mengambil tempat seperti kemaren, sehingga pemandangan di dalam kamar Galih terlihat sangat jelas dari luar.

Di dalam kamar, Gagah melihat, Galih masuk ke kamar mandi, sedangkan 2 pria lainnya melepaskan jaket yang mereka kenakan. Kini nampak mereka mengenakan seragam kedinasan mereka yaitu sebagai polisi. Yang satu bernama Raga. Raga memiliki tubuh yang besar dan berotot. Wajahnya cukup tampan. Sedangkan yang satu lagi bernama Wisnu. Tubuh Wisnu sedikit lebih kecil dari tubuh Raga, namun tubuh Wisnu terlihat sangat atletis. Wisnu juga memiliki wajah yang tampan bagai seorang model.

Tak berapa lama kemudian, Galih keluar dari kamar mandi. Dia pun langsung menghampiri kedua pria tersebut. Tak sengaja Gagah melihat kebagian selangkangan Raga dan Wisnu, nampak celana di bagian selangkangan mereka sudah agak menonjol, nampaknya kontol mereka sudah tegang. Galih yang sudah berdiri dekat Raga dan Wisnu, setelah berbincang sesaat, tangan kiri Galih memegang dan meremas selangkangan Raga, sedangkan tangan kanannya meremas-remas selangkangan Wisnu. Sambil mengerang, Raga dan Wisnu mulai mendekati Galih, dan mereka pun mulai meraba-raba tubuh Galih. Sesekali Galih meremas selangkangan kedua pria itu dengan keras, sehingga mereka meringis dan merintih tertahan.

Galih melepaskan remasannya pada selangkangan Raga dan Wisnu. Lalu Galih duduk di kursi sofa yang ada dikamarnya. Sambil menyalakan rokok, Galih menyuruh kedua polisi itu untuk berciuman dan saling menanggalkan  seluruh pakaiannya. Raga dan Wisnu pun mulai berdekapan. Bibir mereka saling bertemu dan berciuman dengan hangatnya. Wisnu mulai membuka kancing seragam Raga, sedangkan Raga tak mau kalah, tangannya membuka lepas ikat pinggang Wisnu. Mereka sangat bernafsu saling melepaskan pakaiannya. Satu persatu seluruh pakaian Wisnu terlepas, sehingga kini Wisnu sudah bertelanjang bulat. Dada Wisnu cukup bidang, dan kontolnya yang lumayan besar. Sekitar 16an cm. Lalu Wisnu pun menelanjangi Raga. Kini tubuh Raga yang kekar dan berotot itu sudah tidak tertutup apapun lagi. Kontolnya pun sudah menegang menantang dengan ukuran yang sangat dahsyat sekitar 20 cm dengan diameter 5 cm.

Raga dan Wisnu kemudian menghampiri Galih yang sedang duduk di sofa. Wisnu berdiri di belakang Galih, lalu mulai menciumi wajah Galih, dan tangan Wisnu meraba-raba dada Galih. Selanjutnya Wisnu melepaskan baju yang dikenakan Galih. Sementara itu, Raga berlutut didepan Galih. Kemudian Raga mengarahkan wajahnya ke daerah selangkangan Galih yang masih tertutup celana panjang. Raga menciumi daerah selangkangan Gaalih dengan bernafsu. Lalu Raga mulai melepaskan celana Galih, termasuk celana dalamnya sehingga kini Galih pun sudah bertelanjang bulat. Kontolnya mencuat menantang di depan Raga. Sementara Wisnu terus sibuk menciumi leher dan wajah Galih, sambil meremas-remas dada Galih. Sementara Galih tetap duduk tenang sambil menghisap rokoknya.

Setelah Raga melepas celana Galih, Raga mulai menciumi bagian bawah tubuh Galih. Raga menjilati kaki Galih dari pangkal paha, sampai ke betis. Sambil sesekali Raga menciumi kaki Galih. Kedua kaki Galih mendapatkan perlakuan yang sama dari Raga. Lalu Raga mengambil posisi menungging di lantai. Tangannya memegang dan mengangkat kaki kanan Galih, dan selanjutnya Raga mulai menjilati telapak kaki Galih. Tidak hanya berhenti disitu saja, Raga pun mulai menghisap satu persatu jari kaki Galih. Sementara Wisnu, kini sudah berlutut di samping Galih. Tangan Wisnu sudah memegang kontol Galih, dan Wisnu mulai menjilati kepala kontol Galih. Lalu Wisnu mulai mencoba memasukan kontol Galih ke dalam mulut Wisnu. Wisnu membuka mulutnya lebar-lebar dan mulai mengulumnya. Galih mulai menjambak rambut Wisnu dan menggerakkan kepala Wisnu, sehingga memaksa Wisnu memasukkan kontol Galih  ke dalam mulut Wisnu. Nampak Wisnu tersedak saat kontol Galih masuk ke dalam mulut Wisnu.

Galih bangkit dari duduknya. Wisnu terus mengemut kontol Galih dengan penuh nafsu. Sementara Raga kini berlutut dibelakang Galih. Raga membenamkan wajahnya dibelahan pantat Galih. Sambil itu Raga mulai menjilati lubang anus Galih. Kedua tangan Raga memegang dan membuka belahan pantat Galih, sedangkan lidah Raga mulai menjilati lubang anus Galih. Tangan kanan Galih mulai memegang kepala Raga dan membenamkan kepala Raga dalam belahan pantat Galih.

Di luar, Gagah benar-benar terangsang dengan pemandangan yang ada di kamar Galih. Gagah melepaskan kancing celananya dan menurunkan celana berserta celana dalamnya hingga sebatas lutut. Kini nampak kontol Gagah yang berukuran 19 cm dengan urat-uratnya yang besar. Gagah mengelus-elus kontolnya sehingga makin menegang. Sementara tangan kirinya meremas-remas dadanya yang membusung. Sambil Gagah tetap mengarahkan pandangannya ke dalam kamar Galih.

Apa yang Gagah saksikan selanjutnya sungguh diluar dugaannya. Namun justru hal tersebut malah semakin membuatnya terangsang dengan hebatnya. Di dalam kamar, Raga yang memiliki tubuh berotot bak binaraga dan kontolnya yang besar menantang, berdiri tegap ditengah kamar. Kedua tangan Raga diletakkan dibelakang kepalanya. Sementara Wisnu menjilati dan mengisap kontol Raga yang besar itu. Nampak Galih mengambil ikat pinggang dari celana Raga, dan kemudian berdiri menghampiri Raga. Galih mengelus-elus bagian punggung Raga untuk beberapa saat, dan kemudian... ctar....... Galih memukulkan ikat pinggang yang cukup besar itu ke pundak Raga dengan kerasnya. Di luar kamar Gagah sempat terkejut dengan apa yang dilakukan Galih. Namun ternyata itu baru permulaan. Galih pun terus menganyunkan ikat pinggang itu ke tubuh Raga sampai beberapa kali. Setiap ikat pinggang itu dipukulkan, Raga mengeluarkan suara erang tertahan. Namun Raga tidak mengubah posisinya sama sekali, dan terus menerima hantaman demi hantaman ikat pinggang pada tubuhnya. Demikian pula dengan Wisnu, dia tampat tidak terusik dengan apa yang terjadi. Dia terus mengisap kontol Raga.

Entah apa yang merasuki Gagah yang berada di luar kamar. Melihat apa yang dilakukan Galih terhadap Raga, justru makin membuatnya terangsang. Kontolnya makin keras dan menegang. Suatu sensasi yang luar biasa yang menghinggapi tubuh dan keinginan Gagah. Sementara di dalam kamar, Galih terus mencambuki tubuh Raga dengan ikat pinggang, hingga nampak bagian belakang tubuh Raga sudah memerah akibat hantaman ikat pinggang. Raga yang berbadan besar dan berotot membiarkan saja dirinya dicambuki oleh Galih yang berperawakan feminim.

Setelah puas mencambuki punggung Raga, Galih lantas menyuruh Raga untuk naik ke tempat tidur. Lalu Galih mengambil 2 buah borgol dan memasangkannya pada pinggir tempat tidur. Lalu kedua borgol itu dipasangkan masing-masing pada tangan Raga. Sehingga kini Raga berada di tempat tidur dengan posisi menungging dan kedua tangan terbogol. Sedangkan Wisnu kini membaringkan tubuhnya di tempat tidur tepat di bawah tubuh Raga. Kembali Wisnu mengoral kontol Raga yang besar itu. Laalu Galih juga naik ke tempat tidur. Dia berdiri tegak di belakang Raga. Dan kemudian kembali ...ctar .... ctar ... ctar .... Galih menganyunkan ikat pinggang ke tubuh Raga beberapa kali. Setiap kali menerima cambukan itu, tubuh Raga yang kekar berotot itu terlonjak, dan menahan suara erangan.

Setelah puas mencambuki tubuh Raga, Galih mulai berlutut dengan kaki kirinya sedangkan kaki kanannya dalam posisi menekuk. Tangan kiri Galih mencengkram pinggang Raga, sedangkan tangan kanan Galih memegang kontolnya sendiri yang sudah sangat tegang. Kemudian Galih mulai memasukan batang kontolnya itu ke dalam lubang anus Raga.

”arggghhh..... ougghhhhh .... arggghhhh..... am....punnnnnn.... orgghhhh.... orgghhh sakit..... sakit........ ” teriak Raga saat Galih mulai memasukan batang kontolnya ke dalam anus Raga. 

Namun Galih tidak mau mempedulikannya. Galih terus mendorong masuk kontolnya ke dalam lubang anus Raga yang nampaknya masih perawan itu. 

”Arghhhh .... arghhhhh.... arghhhhhh.......” suara teriakan tertahan Raga terus keluar menahan rasa sakit. 

Galih terus memasukkan kontolnya hingga semua batang kontol Galih masuk ke lubang anus Raga. Raga tidak dapat berbuat apa-apa dalam keadaan tangan terborgol, selain pasrah dan menahan rasa sakit yang terperi.

Dari luar, Gagah menyaksikan, bagaimana Galih memaksakan masuk kontol Galih yang berukuran jumbo itu ke lubang anus Raga, hingga membuat Raga menjerit kesakitan. Setelah kontol Galih masuk semuanya ke lubang anus Raga, Galih mulai menggoyang pinggulnya.

”argghhhh shitt... oghhhh ya....., enak... lobang lo masih sempit masih perawan....yeah... yeah....” racau Galih sambil menggoyang pinggulnya, sehingga kontolnya menyodok-nyodok di dalam lubang anus Raga. Sementara Raga mengimbangi gerakan Galih sambil tetap menahan sakit yang juga bercampur kenikmatan. Sambil terus menyodomi Raga, Galih sambil sesekali memukuli pantat Raga dengan tangan kanannya. Galih terus menyodok-nyodok lubang anus Raga dengaan kontolnya.

”ughhhh yeah..... ughhhh.... terus goyang...... lo emang kuda..... gue suka nunggangin kuda kayak lo, heyaaa... heyaa......” Racau Galih lagi sambil terus menggoyang pinggulnya menyodomi Raga, sembari tangan kanan Galih terus memukuli pantat Raga, hingga pantat Raga memerah.

Sementara itu Wisnu terus menghisap kontol Raga. Sambil itu pula Wisnu mengocok-kocok kontolnya sendiri yang memang sudah menegang. Sedangkan Gagah yang berada di luar kamar, tanpa sadar sudah menelanjangi dirinya sendiri. Celana dan celana dalam Gagah sudah melorot hingga ke mata kaki. Sedangkan kaus yang dikenakannya pun sudah lepas dari tubuh berototnya. Gagah mengocok kontolnya sendiri dengan tangan kanannya sementara tangan kirinya meremas-remas dadanya yang membusung sambil sesekali memainkan putingnya sendiri.

Sementara di dalam kamar Galih, suara erangan, rintihan, dan racauan bercampur baur dengan suara lenguhan dan deru nafas yang memburu. Galih terus menggempur lubang anus Raga dengan kontolnya, dengan gerakan yang semakin cepat, dan tangannya tak henti-henti memukuli pantat Raga, sehingga memang nampak seakan-akan Galih sedang menunggangi seekor kuda. Galih terus memacu menggoyang pinggulnya. Sementara Raga, sambil tetap mengerang dan merintih, pinggulnya mengimbangi gerangan dari pinggul Galih. ”ohhh yeah...orgghhh sakit.... orghhh.... oghh yeahhhhh....” rasa nikmat diselingi rasa sakit yang dirasakan oleh Raga. Hal ini juga mengakibatkan sodokan kontol Raga pada mulut Wisnu juga semakin cepat. Hantaman demi hantaman diterima mulut Wisnu dari sodokan kontol Raga yang cukup besar.

Setelah beberapa lama, Galih lalu melepaskan kontolnya dari lubang anus Raga. Lalu Galih mengambil ikat pinggang yang berada di sofa dan kemudian Galih kembali ke arena permainan di ranjang. Galih berdiri dengan lututnya di antara kaki Wisnu. Wisnu yang mengerti maksud Galih segera merenggangkan dan mengangkan kakinya sehingga nampak lubang anusnya. Galih lalu mengangkat kaki Wisnu dan menopaknya pada pundak Galih. Kini giliran lubang anus Wisnu yang menjadi sasaran kontol Galih. Galih memasukan perlahan-lahan kontolnya ke lubang anus Wisnu. Lubang anus Wisnu masih terasa serat. Wisnu menghentikan sementara kegiatannya menghisap kontol Raga. Wisnu merintih kesakitan saat Galih menembus pertahanan lubang pantatnya. Sambil merintih tertahan, tangan kanan Wisnu meremas kuat kontol Raga, sementara tangan kiri Wisnu meremas kuat seprai tempat tidur. Akhirnya... bless  ... kontol Galih masuk semuanya ke lubang anus Wisnu, diiringi dengan teriakan teratahan dari Wisnu dengan mata terbelalak.

Kembali Galih menggerakkan pinggulnya, sehingga kontol Galih menyodok-nyodok lubang anus Wisnu. ”ughhh ....aghhh.... yeahh..... yeah.... aghhh.......” lenguh Galih. Sedangkan Wisnu sambil merintih tertahan, Wisnu mengulum kontol Raga, yang masih dalam keadaan terborgol. Galih mengambil ikat pinggangnya, selanjutnya sambil tetap menyodomi wisnu, Galih mencambuki punggung Raga dengan ikat pinggang. Hantaman cambukan demi hantaman di terima oleh Raga. Sambil itu pula Raga tetap menggoyangkan pinggulnya, menyodokkan kontolnya ke mulut Wisnu. Galih terus menyodomi Wisnu sambil mencambuki punggung Raga dengan ikat pinggang. Selanjutnya Galih menghentikan kegiatannya. Galih menyuruh Wisnu bangkit dan melakukan sodomi kepada Raga.

Wisnu bangkit, lalu berdiri dengan lututnya di belakang Raga. Selanjutnya Wisnu mulai memasukan kontolnya ke dalam lubang anus Raga, kembali Raga mengerang tertahan, saat kontol Wisnu memasuki lubang anus Raga. Setelah semua batang kontol Wisnu masuk, Galih menyuruh Wisnu mengambil posisi menungging mendekap Raga. Selanjutnya Galih memasukan kontolnya ke lubang anus Wisnu. Sehingga kini mereka saling menyodomi. Mereka terus melakukannya untuk beberapa saat. Pinggul Galih bergoyang kencang, memompa kontolnya di dalam lubang anus Wisnu. Sedangkan Wisnu menggoayang pinggulnya mengimbangi sodokan kontol Galih pada lubang anus Wisnu, sehingga mengakibatkan sodokan-sodokan pada lubang anus Raga. Untuk beberapa lama mereka melakukannya, sampai akhirnya, Wisnu menekan kuat pinggulnya, sambil mengeluarkan suara tertahan. Nampaknya Wisnu sudah mencapai klimaks dan kontolnya sudah mengeluarkan air mani yang langsung menyembur membasahi lubang anus Raga. Pada saat itu Galih merasakan kenikmatan yang luar biasa. Karena pada saat mengalami ejakulasi, lubang anus Wisnu menjepit kuat kontol Galih yang berada di dalamnya sehingga menimbulkan sensasi yang sangat nikmat.

Setelah mengalami ejakulasi, Wisnu lantas melepaskan kontolnya dari lubang anus Raga. Kontol Wisnu masih setengah menegang, dan berwarna mengkilat karena sperma masih menempel disitu. Wisnu pun berpindah kini berdiri tepat di muka Raga. Lalu Wisnu menyodorkan kontolnya yang masih berlumuran sperma itu ke mulut Raga. Raga pun mulai menjilati kontol Wisnu, dan juga mengulumnya. Sementara itu di luar kamar, Gagah mengalami ejakulasi yang dahsyat. Air mani nya keluar dengan sangat banyaknya. Dengan lenguhan tertahan, Gagah mengocok cepat kontolnya, mengeluarkan air mani, sambil tangannya meremas kuat dadanya yang membusung.

Kembali di dalam kamar. Raga terus menjilati dan mengulum kontol Wisnu. Lalu Galih melepaskan satu borgol pada Raga, dan menyuruh Raga untuk terlentang. Lalu dalam posisi telentang, Raga melebarkan kedua kakinya sehingga dalam posisi mengangkang. Galih kembali memasukkan kontolnya ke lubang anus Raga, dan mulai kembali memompanya. Raga yang kini salah satu tangannya terbebas, mengocok kontolnya, sambil tetap mulut Raga mengisap kontol Wisnu. Setelah sekitar sepuluh menit, kocokan Raga pada batang kontolnya makin cepat dan semakin bertambah cepat, hingga akhirnya Raga menggenggam keras kontolnya. Pada ssat itu, dari kontol Raga berhamburan air mani kental yang banyak, yang tumpah ke perut dan dada Raga. Sementara pada saat yang bersamaan, Wisnu juga kembali mengalami ejakulasi yang kedua kalinya. Semua sperma Wisnu ditumpahkan langsung ke dalam mulut Raga, sehingga mau tak mau Raga langsung menelannya.

Galih makin mempercepat sodokan kontolnya pada lubang anus Raga. Dia tidak mau membuat Raga beristirahat. Makin lama sodokan Galih makin cepat. Tiba-tiba Galih melepaskan kontolnya dari lubang anus Raga. Selanjutnya Galih menempatkan kontolnya tepat di mulut Raga. Dengan posisi seperti orang sedang melakukan push up, Gali mulai mengentoti mulut Raga. Raga tidak bisa berbuat apa-apa selain hanya pasrah, ketika kontol Galih yang baru saja digunakan untuk mengobok-obong lubang pembuangan Raga, kini kontol itu sudah mengentoti mulutnya. Raga berusaha membuka mulutnya selebar-lebarnya, untuk menerima hentakan dan sodokan kontol Galih dimulutnya. Sampai akhirnya Galih menekan kuat kontolnya pada mulut Raga. Nampaknya Galih sudah mengalami ejakulasi dan mengeluarkan sperma yang cukup banyak. Terlihat dari ekspresi wajah Raga, yang menatap Galih dengan mata terbelalak, dan tubuh yang kelojotan. Bahkan dari sela-sela bibirnya, nampak keluar cairan lendir putih, nampaknya sperma yang tidak bisa ditampung oleh Raga. Galih terus menekan kontolnya pada mulut Raga, dan memaksa Raga menelan semuanya. Nampak jakun Raga bergerak-gerak menandakan dia menelan sperma Galih.

Setelah usai lalu Galih bangkit, dan membaringkan tubuhnya. Ia memerintahkan Wisnu untuk melepaskan borgol pada Raga. Setelah terlepas Galih menyuruh Raga untuk berlutut, demikian pula dengan Wisnu. Galih lalu menghampiri mereka berdua sambil memegang kontolnya sendiri. Lalu Galih menyuruh Raga untuk membuka mulutnya lebar-lebar. Gagah menyaksikan semua itu, sambil bertanya-tanya apa lagi yang akan dilakukan Galih. Ternyata yang dilakukan Galih sungguh diluar perkiraan Gagah. Sambil memegang kontolnya, Galih lalu mengencingi mulut Raga,sehingga air kencing yang keluar dari kontol Galih langsung tertelan oleh Raga. Namun tiba-tiab Gagah mendengar suara pintu yang terbuka. Dalam keadaan panik Gagah pun langsung membetulkan pakaiannya, dan segera menuju kamarnya.